14.6 C
New York
Friday, May 3, 2024

Longsor di Sibolangit Tunda Penurunan Harga Cabai Merah di Sumut

Medan, MISTAR.ID

Longsor yang sempat terjadi di Sibolangit dan memutus akses jalan Medan-Brastagi, memang belum membuat harga pangan mengalami kenaikan di minggu ini.

Menurut Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin longsor yang terjadi pada Selasa (16/11/21) lalu hanya menunda penurunan harga cabai merah. Walaupun sejauh ini, sejumlah harga sayur mayur dari dataran rendah mengalami kenaikan.

“Tetapi untuk sayur mayur ini masih dalam tahapan kajian saya. Saya belum bisa menyimpulkan apakah dipengaruhi oleh lalu lintas yang terputus, sehingga pasokan sayuran dari tanah Karo terganggu, yang bisa memicu peralihan (subtitusi) ke komoditas sayuran lainnya. Atau justru memang panen dari sayuran dataran rendah yang menurun atau mengalami gangguan,” kata Dosen UIN Sumut ini, Jumat (19/11/21).

Baca Juga:Harga Cabai Merah di Medan Capai Rp44 Ribu Per Kg

Tetapi menurutnya, pelajaran berharga yang bisa diambil dari longsor tersebut adalah adanya gangguan distribusi serius. Longsor yang terjadi sore hari menjelang malam itu memang mampu diantipasi oleh para distributor.

“Mereka langsung memutar mengambil jalan dari wilayah Gunung Sinabung ke arah telagah sampai ke Binjai. Alhasil pasokan tidak mengalami gangguan, tetapi banyak pasokan barang yang datang terlambat di Pasar Induk Lau Chi maupun pasar tradisional di Kota Medan. Bersyukur, hanya masalah keterlambatan. Bukan tidak ada pengiriman barang sama sekali,” ungkapnya.

Kondisi seperti ini kerap terjadi yang membuat harga kebutuhan pokok masyarakat kerap berfluktuasi (naik) meskipun hanya sesaat. Bukan hanya longsor, terkadang jalur distribusi juga mengalami kemacetan akibat masalah teknis lainnya seperti kendaraan rusak.

Baca Juga:Dampak Cuaca Buruk, Harga Cabai Merah Tembus Rp48 Ribu per Kg di Medan

“Kota Medan masih sangat bergantung pada pasokan kebutuhan hortikultura dari wilayah Karo. Dibandingkan dari wilayah produsen tanaman hortikultura lainnya dari dataran rendah. Nah, satu komoditas yang saya amati ternyata sangat terpengaruh akibat putusnya jalur distribusi tersebut akibat longsor di Sibolangit,” sebutnya.

Dicontohkannya, harga cabai merah di awal pekan pasokan mulai berdatangan dari wilayah Aceh, Batu Bara bahkan cabai dari wilayah Jambi juga masuk ke pasar di Kota Medan. Tetapi harga cabai merah hingga Rabu di tingkat pengecer di pasar tradisional masih bertahan di kisaran angka Rp40.000 an per kg.

“Baru pada Kamis harga turun ke level Rp30.000 an per kg. Dan hari ini (Jumat-red) dijual dalam rentang Rp27.000 hingga Rp30.000 an per kg. Saya menilai, jalur distribusi yang terputus tersebut sempat menahan laju penurunan harga cabai merah. Karena berdasarkan kabar yang saya terima dari sejumlah pedagang, jalur baru bisa dibuka kembali sekitar 24 jam setelahnya (Rabu),” terangnya.

Baca Juga:Harga Cabai Merah Turun, Sayur dan Ikan Mahal di Medan

Beberapa pedagang juga ada yang sempat menghentikan aktivitasnya sementara akibat longsor. Jadi longsor tersebut berhasil menunda penurunan harga cabai merah.

“Pengamatan saya sejauh ini seperti itu. Jadi dampak dari bencana alam ini tidak bisa disepelekan, karena sangat mempengaruhi pengeluaran belanja para ibu rumah tangga di wilayah Sumut secara keseluruhan. Itu hanya contoh disaat harga pangan bergerak turun, bagaimana kalau harga pangan bergerak naik dan ada bencana? Bakal banyak ibu rumah tangga yang mengeluh karenanya,” bebernya.

Selain bencana alam, pemadaman listrik juga memberikan dampak pada perubahan harga. Jadi pemerintah Sumut harus lebih bekerja keras untuk mengamankan pasokan pangan warga Sumut, dari hulu hingga ke hilir harus bisa diamankan. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles