7.9 C
New York
Friday, April 19, 2024

Kenali Perbedaan Resesi, Depresi dan Krisis Ekonomi

Jakarta, MISTAR.ID

Ekonomi Indonesia dipastikan memasuki resesi setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut APBN per Agustus 2020 mengalami defisit 3,05 persen.

Hal ini telah dikhawatirkan oleh banyak kalangan ekonom sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia. Bahkan beberapa negara maju telah terperosok ke dalam jurang resesi ekonomi terlebih dahulu.

Namun anda tidak perlu panik sebab resesi berbeda dengan depresi ekonomi dan krisis ekonomi.

Apa itu Resesi ?

Melansir dari Forbes Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan, berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Baca Juga:Menkeu Pastikan Indonesia Resesi!

Para ahli menyatakan resesi ketika ekonomi suatu negara mengalami produk domestik bruto (PDB) negatif, tingkat pengangguran yang meningkat, penjualan ritel yang menurun, dan ukuran pendapatan dan manufaktur yang menyusut untuk jangka waktu yang lama.

Resesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis atau irama teratur ekspansi dan kontraksi yang terjadi dalam ekonomi suatu negara.

Pebedaan Resesi, Depresi Ekonomi, dan Krisis Ekonomi

Depresi adalah keadaan ekonomi yang mengalami resesi berkepanjangan sehingga mengakibatkan sektor ekonomi tersebut melemah.

Resesi dan depresi memiliki penyebab yang serupa, tetapi dampak depresi secara keseluruhan jauh lebih buruk. Ada kehilangan pekerjaan yang lebih besar, pengangguran yang lebih tinggi dan penurunan PDB yang lebih tajam.

Yang terpenting, depresi berlangsung lebih lama, bertahun-tahun, bukan berbulan-bulan— dan butuh lebih banyak waktu bagi perekonomian untuk pulih.

Sedangkan penyebab krisis ekonomi adalah fundamental ekonomi yang rapuh, bisa dilihat dari indikator laju inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang macet.

Resesi saat ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Melansir dari Berbagai Sumber , Imbas pandemi covid-19 telah mengakibatkan beberapa negara lain telah masuk ke jurang resesi, diantarannya :

1. Amerika Serikat, mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 5 persen pada kuartal I-2020.

2. Jerman, minus 10,1 persen pada kuartal II-2020.

3. Perancis, tercatat minus 13,8 persen, pada kuartal II tahun 2020

4. Italia, Ekonomi Italia terkontraksi hingga minus 17,3 persen pada kuartal II-2020.

5. Selandia Baru, pada kuartal II-2020, ekonomi minus 12,4 persen.

6. Malaysia, ekonomi negeri jiran ini mengalami kontraksi -17,1 persen pada kuartal II 2020

7. Jepang , ekonomi Negeri Sakura ini minus 7,8 persen pada kuartal kedua 2020.

8.Singapura, perekonomiannya minus 41,2% di kuartal II-2020 berturut-turut.

9. Korea Selatan , alami kontraksi hingga minus 3,3 persen di kuartal kedua

10. Thailand, ekonomi Negeri Gajah Putih ini tercatat minus 12,2 persen pada kuartal II-2020, bahkan Thailand memasuki periode perekonomian terburuk dalam kurun 20 tahun.(pikiranrakyat.com/hm01)

Related Articles

Latest Articles