5.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Januari 2021 Ekspor di Sumut Naik, Impor Menurun

Medan, MISTAR.ID

Pada Januari 2021, nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumatera Utara (Sumut) mengalami kenaikan dibandingkan Desember 2020 yaitu dari US$748,58 juta menjadi US$799,21 juta atau naik sebesar 6,76 persen.

Memang bila dibandingkan dengan Januari 2020, ekspor Sumut mengalami kenaikan sebesar 35,45 persen. “Adapun golongan barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar Sumut pada Januari 2021 terhadap Desember 2020 adalah golongan lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$67,30 juta (23,72%),” terang Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi, Rabu (3/3/21).

Sedangkan untuk ekspor yang terbesar pada Januari adalah tujuannya ke negara Amerika Serikat yakni hingga US$81,84 juta diikuti Tiongkok sebesar US$69,76 juta dan India sebesar US$63,19 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 26,88 persen. Menurut kelompok negara utama tujuan ekspor pada Januari 2021, ekspor ke kawasan Asia (di luar ASEAN) merupakan yang terbesar dengan nilai US$223,43 (27,96%).

Baca Juga:Perkembangan Ekspor dan Impor Sumut Diprediksi Masih Belum Signifikan

Berbeda dengan nilai ekspor untuk nilai impor di Sumut pada Januari 2021 mengalami penurunan atas dasar CIF (cost, insurance & freight) sebesar US$322,50 juta atau sebesar 16,96 persen dibandingkan bulan Desember 2020 yang mencapai US$388,36 juta.

“Namun, bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, nilai impor juga mengalami penurunan sebesar 17,59 persen. Nilai impor menurut pada golongan penggunaan barang bulan Januari 2021 dibanding bulan Desember 2020, barang modal turun sebesar 25,53 persen, bahan baku/penolong turun sebesar 14,32 persen dan barang konsumsi turun sebesar 25,62 persen,” sebutnya.

Pada Januari 2021, golongan barang yang mengalami kenaikan nilai impor terbesar adalah gula dan kembang gula sebesar US$9,38 juta (665,25%). Golongan barang yang mengalami penurunan nilai impor terbesar adalah mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar US$8,17 juta (-19,80%).

Nilai impor Januari 2021 dari Tiongkok merupakan yang terbesar yaitu US$94,05 juta dengan perannya mencapai 29,16 persen dari total impor Sumut, diikuti Malaysia sebesar US$50,34 juta (15,61%) dan India sebesar US$30,28 juta (9,39%).

Baca Juga:Perkembangan Ekspor dan Impor Menurun di Sumut 

Terpisah, Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin mengatakan untuk harga CPO (minyak nabati) berpeluang bertahan mahal di 2021, hal ini terlihat tren perkembangan harga CPO dalam satu bulan terakhir mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Dimana harga CPO naik mendekati $3.800 ringgit Malaysia per ton. Harga CPO yang sempat turun di kisaran 3400-an ringgit sebelumnya. Secara meyakinkan mengalami kenaikan yang cukup signifikan belakangan ini. Sejauh ini harga CPO ditransaksikan di kisaran level 3.784 ringgit per ton di akhir pekan kemarin.

“Faktor yang paling dominan mendorong kenaikan harga CPO adalah meroketnya harga minyak mentah dunia. Untuk jenis WTI, harga minyak mentah mengalami kenaikan dalam sebulan terakhir. Dari kisaran $52 per barel, saat ini berada di kisaran $62 per barel,” jelasnya.

Baca Juga:Meningkat, Ekspor Masker dan Sarung Tangan di Sumut

Kenaikan harga minyak mentah tersebut terjadi di saat sejumlah negara OPEC sepakat dalam pemangkasan output sebelumnya. Hal inilah yang menjadi akar kenaikan harga komoditas lainnya termasuk CPO. Dimana CPO juga menjadi bahan baku pembuatan Bio Diesel yang tentunya diuntungkan dengan kenaikan harga minyak mentah dunia.

“Jika kebijakan pemangkasan output minyak mentah dunia terus berlangsung. Maka besar kemungkinan harga CPO juga mampu bertahan mahal. Apalagi jika China dan India mengalami pemulihan ekonomi yang bagus di tahun ini. Sejauh ini China diproyeksinya akan tumbuh di atas 8% di tahun 2021. Sementara India juga keluar dari tekanan resesi,” pungkas Gunawan. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles