19.5 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Hingga September 2021, BI Sumut Catat Net Inflow Rp631,6 Miliar

Medan, MISTAR.ID

Perkembangan aliran uang kartal dari Perbankan melalui Bank Indonesia di Sumatera Utara (Sumut) pada bulan September 2021, mencatatkan net inflow sebesar Rp631,6 miliar (inflow sebesar Rp2,78 triliun dan outflow sebesar Rp2,15 triliun).

Dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut Soekowardojo, perkembangan tersebut sesuai dengan trennya pada periode yang sama di tahun sebelumnya, yang mencatatkan net inflow sebesar Rp314,7 miliar (inflow sebesar
Rp2,39 triliun dan outflow sebesar Rp2,07 triliun).

“Sementara itu, ketersediaan fasilitas pembayaran nontunai melalui agen LKD di Sumut terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah agen LKD menjadi 28,9 ribu agen pada bulan Agustus 2021. Transaksi melalui agen LKD juga mengalami peningkatan sebesar 4,4% (yoy),” katanya, Rabu (27/10/21).

Secara umum, sambung Soekowardojo, penggunaan layanan SP Bank Indonesia seperti BI-RTGS (sebuah sistem transfer dana elektronik yang penyelesaiannya dilakukan dalam waktu seketika), dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Sumut pada bulan September 2021 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Baca Juga:Dukung Gernas BBI, Bank Indonesia di Siantar Gelar Showcasing Fisik UMKM

“Di sisi nominal, penggunaan layanan BI-RTGS mengalami penurunan sekitar -12,8% (yoy), dan dari sisi volume mengalami penurunan -2,3% (yoy). Namun bila dilihat secara bulanan, penggunaan BI-RTGS mengalami peningkatan pada bulan September 2021 menjadi sekitar 25,3 ribu transaksi dengan nominal transaksi sebesar RP 71,4 triliun yang dapat menjadi indikasi adanya peningkatan aktivitas ekonomi dalam sebulan terakhir. Sementara layanan SKNBI di Sumatera Utara juga mengalami penurunan baik dari sisi nominal maupun volume transaksi,” bebernya.

Sedangkan, penggunaan instrumen pembayaran non tunai seperti kartu kredit dan uang elektronik di Sumut pada bulan Agustus 2021 mengalami pertumbuhan yang positif, sementara untuk kartu ATM/Debit mengalami sedikit penurunan.

Penurunan ini diprediksi diakibatkan oleh penerapan kebijakan PPKM di Sumut yang membatasi aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat.

Baca Juga:Libur Lebaran, Bank Indonesia Tutup Pada 21, 22, Dan 25 Mei

“Tren penggunaan uang elektronik yang terus meningkat dapat menjadi indikasi peningkatan akseptasi masyarakat terhadap penggunaan uang elektronik yang kini semakin mudah diakses karena kian terintegrasi dengan berbagai layanan digital, seperti e-commerce maupun transportasi online,” tuturnya.

Sementara, tingkat penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai di Sumut, baik program sembako dan PKH pada bulan September 2021 tetap terjaga. Untuk program sembako, telah tersalurkan sebanyak Rp131,5 miliar kepada sekitar 657 ribu KPM di Sumatera Utara, dengan tingkat penyaluran berada di angka 99,9%.

“Penyaluran bantuan PKH tahap-III 2021 telah dilakukan mulai dari bulan Juli hingga September 2021. Adapun nominal penyaluran PKH tahap-III 2021 yang telah disalurkan di Sumatera Utara adalah sebesar Rp347,3 Miliar, dan disalurkan kepada sekitar 454 ribu KPM. Guna menjaga tingkat konsumsi para KPM serta dalam rangka akselerasi pemulihan ekonomi, pada bulan Oktober 2021 telah dimulai penyaluran bantuan PKH tahap IV,” katanya mengurai.

Baca Juga:Citigroup Pamit dari Bisnis Ritel Banking Indonesia

Soekowardojo menambahkan, perluasan implementasi QRIS di Sumut telah mencapai 99,2% dari total target yang ditetapkan pada tahun 2021 sebanyak 486.500 merchant.

Hingga 15 Oktober 2021, telah terdapat sekitar 482,7 ribu merchant QRIS di Sumut dengan 313 ribu di antaranya merupakan merchant dengan skala usaha mikro.

“Peningkatan ini didorong oleh berbagai program perluasan di berbagai sektor, seperti sektor UMKM bersama IWAPI Kota Medan, dan di sektor layanan publik melalui program e-parking berkolaborasi dengan Pemko Medan dan Himbara,” tegasnya.(anita/hm10)

Related Articles

Latest Articles