12.6 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Citigroup Pamit dari Bisnis Ritel Banking Indonesia

Jakarta, MISTAR.ID

Perusahaan finansial raksasa asal Amerika Serikat (AS) Citigroup Inc memutuskan keluar dari bisnis perbankan ritel di 13 negara, termasuk Indonesia dan kawasan Eropa, Timur Tengah dan Afrika. Perusahaan akan memfokuskan perbankan konsumen di empat pusat kekayaan dunia yakni Singapura, Hong Kong, Uni Emirat Arab dan London.

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengamini pernyataan tersebut. Ia menegaskan dampak keputusan tersebut tidak akan ada perubahan langsung pada operasi bisnis di Indonesia. Pihaknya menilai, hal tersebut merupakan bentuk strategi baru Citi untuk menciptakan peluang dan fokus baru dalam berbisnis.

“Penyegaran strategi oleh Citi akan menciptakan peluang besar bagi kami untuk menawarkan nilai proposisi yang berbeda dan unik kepada para klien kami, saat ini kami memasuki fase baru pertumbuhan dan transformasi yang berfokus pada bisnis perbankan institusional kami,” ujarnya seperti dikutip dari website Citigroup, Jumat (15/4/21).

Baca Juga:Protes Kekerasan Oleh Polisi, Unjuk Rasa Warga Di Meksiko Rusuh

Lebih lanjut, Citibank Indonesia juga menyatakan sejatinya pihaknya sudah memulai bisnis di Indonesia sejak 1968 dan memiliki banyak basis klien yang kuat dalam memberikan kontribusi pada kesuksesan Citi Indonesia. “Saat ini kami melayani 90 persen dari 20 perusahaan terbesar di Indonesia dan pada tahun lalu kami mengumpulkan dana sebesar lebih dari 10 miliar dolar AS bagi para klien kami di Indonesia,” ucapnya.

Batara menyebut langkah ini merupakan bagian dari tinjauan berkelanjutan atas strategi perusahaan oleh Chief Executive Officer Jane Fraser, yang mengambil alih pucuk pimpinan Citigroup pada bulan lalu. “Ini memposisikan kami untuk menangkap pertumbuhan yang kuat dan pengembalian menarik yang ditawarkan bisnis manajemen kekayaan melalui pusat-pusat penting ini,” kata Fraser.

Mengenai keputusan CEO Citi Jane Fraser, Batara memastikan hal itu tidak akan berpengaruh signifikan pada bisnis di Indonesia termasuk pula dampak terhadap karyawan perusahaan. “Tidak akan ada perubahan langsung pada operasi kami di Indonesia, dan tidak ada dampak langsung terhadap para karyawan kami setelah pengumuman ini. Untuk saat ini, kami akan terus melayani klien dan nasabah kami dengan penuh perhatian, empati, dan dedikasi yang sama seperti yang kami lakukan selama ini,” ucapnya. (cnbc/republika/hm12)

Related Articles

Latest Articles