16 C
New York
Tuesday, May 7, 2024

Harga Minyak Goreng Mahal Imbas Kenaikan CPO

Medan, MISTAR.ID

Tidak bisa dipungkiri, kenaikan harga komoditas Crude Palm Oil (CPO) belakangan ini menjadi pemicu kenaikan pada harga komoditas produk turunannya seperti minyak goreng.

Menurut Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin kenaikan harga CPO yang melonjak seiring dengan kenaikan komoditas energy seperti gas alam, batu bara, minyak dunia berdampak pada peningkatan permintaan CPO itu sendiri.

“Sejauh ini, harga CPO bertengger dikisaran angka 5000 ringgit per tonnya. Atau berkisar 800 US Dolar per ton nya. Tren naik harga CPO terjadi sejak oktober 2019 dan masih berlangsung hingga hari ini. Kinerja harga CPO yang mengalami kenaikan mencapai 40% dibandingkan harga satu tahun silam tersebut memicu kenaikan harga minyak goreng yang juga bergerak linier mengikutinya,” kata Praktisi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) tersebut, Selasa (2/11/21).

Lanjutnya, harga minyak goreng saat ini dijual dikisaran Rp17 ribu hingga Rp18 ribu per kg nya. “Satu tahun lalu harganya masih dikisaran Rp9.000 hingga Rp10 ribu per kg nya. Kenaikan harga minyak goreng tersebut tentunya membuat konsumen menjerit. Karena minyak goreng masih menjadi salah satu bahan kebutuhan pokok yang cukup signifikan porsinya,” terang Gunawan.

Baca juga:Naiknya CPO Bikin Harga Minyak Goreng Ikut Terdongkrak

Namun, diungkapkan Gunawan, hal yang perlu diketahui adalah, bahwa kenaikan harga minyak goreng ini tidak terlepas dari kebutuhan akan energy yang sangat besar belakangan ini. Setelah pandemi, saat ekonomi mulai menggeliat, permintaan akan minyak global untuk dijadikan bahan bakar mengalami peningkatan. Alhasil harganya juga mengalami kenaikan.

“Hal ini dikarenakan sawit bukan hanya dijadikan minyak goreng. Dan salah satunya adalah bahan bakar. Selain karena ada efek pemulihan ekonomi gobal setelah sebelumnya terimbas pandemi. Yang memicu terjadinya kenaikan barang konsumsi khususnya yang dihasilkan dari sawit. Disisi lain, terjadi kenaikan harga energy yang membuat harga sawit juga mengalami kenaikan,” ungkapnya.

Tak hanya itu saja, sawit juga diperuntukan untuk bahan bakar seperti solar. Kita akan menjumpai bio solar yang dijual di SPBU di seluruh wilayah Indonesia. Dan masyarakat harus faham bahwa harga bio solar itu campurannya juga dari sawit. Tetapi harga Bio Solar juga tidak lantas naik mengikuti minyak goreng atau CPO pada umumnya.

Hal ini dikarenakan pemerintah yang masih menerapkan harga subsidi untuk Solar tersebut. Nah, sampai kapan harga CPO atau minyak goreng ini akan bertahan mahal? Sejauh ini, harga komoditas energy mulai menunjukan tren penurunan.

Baca juga:Jelang Idul Fitri, Stok Minyak Goreng Sumut Cukup

“Walaupun belum bisa dipastikan akan terus turun dalam waktu yang lama. Sangat bergantung dari proses pemulihan ekonomi global. Meski demikian bagi Sumut atau Indonesia pada umumnya, kenaikan harga CPO akan mendatangkan devisa, dan tentunya kenaikan harga sawit jadi kabar baik bagi petani sawit kita. Meskipun jadi kabar buruk bagi konsumen minyak goreng,” pungkasnya. (anita/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles