8 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Harga Emas Naik Usai Dolar Tergelincir

Jakarta, MISTAR.ID

Harga emas naik pada hari Selasa. Menjauh dari level terendah lebih dari delapan bulan, karena penurunan dolar dan imbal hasil Treasury AS mengangkat permintaan untuk logam safe-haven.

Dilansir dari CNBC, Rabu (3/3/21), harga emas di pasar spot naik 0,8 persen menjadi USD 1.737,62 per ounce pada 1237 a.m. ET (1737 GMT), setelah jatuh ke USD 1.706.70 di awal sesi, terendah sejak 15 Juni. Harge emas berjangka AS naik 0,7 persen menjadi USD 1,734.40 per ounce.

“Emas melonjak mendekati tertinggi sesi karena imbal hasil dan penurunan USD,” kata Tai Wong, seorang pedagang di bank investasi BMO di New York.

Baca Juga: Siap-siap, Rupiah Tampaknya Akan Menguat!

Rally emas USD 30 dari posisi terendah di Asia menunjukkan bahwa investor dan spekulan jangka pendek sedang melakukan tawar-menawar dan memicu short-covering juga. Penutupan di atas USD 1.725 per ons akan dianggap oleh banyak orang sebagai hari pembalikan kunci,” tambahnya.

Indeks dolar tergelincir 0,2 persen setelah mencapai hampir empat minggu tertinggi terhadap para pesaingnya. Hal ini membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Lebih lanjut mendukung harga emas, patokan imbal hasil Treasury AS turun dari level tertinggi satu tahun minggu lalu. Sementara saham AS merosot setelah kenaikan kuat pada hari Senin.

“Dilema utama saat ini untuk kenaikan emas adalah kenaikan imbal hasil Treasury AS jangka pendek,” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Baca Juga: Hari Ini, Harga Emas 24 Karat Antam 2 Gram Rp1.863.000

“Meskipun Federal Reserve AS bersikap sangat akomodatif dengan stimulus, dengan suku bunga rendah untuk jangka waktu yang lama, dalam jangka pendek kami harus menghadapi kenaikan suku bunga jangka pendek ini,” tambahnya.

Sementara emas dianggap sebagai perisai terhadap inflasi. Imbal hasil yang lebih tinggi mengancam status tersebut karena meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan.

Pelaku pasar terus mencermati tagihan stimulus USD 1,9 triliun, yang akan diperdebatkan di Senat AS minggu ini. Hal ini akan memepengaruhi laju harga emas.

Untuk memperkuat nilai tambah produk emas, Antam terus melakukan inovasi produk dan penjualan.

Harga emas turun hampir USD 100 pada pekan lalu dan jatuh ke level USD 1.720 oer ounce. Ini adalah posisi terendah dalam 8 bulan. Penurunan tersebut karena tekanan surat utang dan nilai tukar dolar AS.

Baca Juga: Daya Beli Turun dan Ekspor Melambat, Perekonomian Sumut Kontraksi Lebih Dalam

Namun kemungkinan penurunan harga emas ini belum akan berakhir. Investor masih akan melancarkan aksi jual karena imbal hasil obligasi dan nilai tukar dolar AS masih terus menunjukkan perbaikan.

“Musuh emas itu dolar AS dan tampaknya mata uang AS akan rebound. Investor juga memperhatikan kenaikan imbal hasil surat utang AS,” jelas kepala analis SIA Wealth Management Colin Cieszynski, seperti dikutip dari Kitco, Senin (1/3/21).

Sebanyak 13 analis ikut serta dalam survei Kitco. Dari jumlah tersebut delapan analis atau 61,5 persen mengatakan bahwa harga emas masih tertekan.

Sedangkan tiga analis atau 23 persen memperkirakan harga emas akan menguat. Sisanya yaitu dua analis atau 15,5 persen menyatakan harga emas bergerak mendatar.

Baca Juga: Harga Emas Drop Lagi

Sedangkan sebanyak 669 investor ritel ikut serta dalam jajak pendapat Kitco pada pekan ini. Dari jumlah tersebut, 351 invstor atau 52,5 persen melihat harga emas akan naik.

Sedangkan 223 investor lainnya atau 33,3 persen memperkirakan emas akan jatuh. Sementara 95 pemilih lainnya atau 14,2 persen melihat pasar emas bergerak mendatar.

Minggu ini menandai tingkat partisipasi survei Main Street terendah dalam hampir setahun.

Analis memperkirakan level suport harga emas akan kembali diuji pada pekan ini. Harga tersebut di kisaran USD 1.700 per ounce. Banyak sentimen yang akan membebani harga emas pekan ini.

Adrian Day yag merupakan CEO dari Adrian Day Asset Management menjelaskan, pada dasarnya ada sentimen positif untuk emas pada pekan ini. Salah satunya adalah likuiditas yang berlimpah di seluruh dunia.

Sedangkan nilai tukar dolar AS sebenarnya hanya memantul dari harga terendahnya. Untuk suku bunga obligasi sebenarnya sudah naik pada pekan kemarin.

“Sehingga mungkin pada minggu ini adalah penurunan terakhir harga emas,” kata dia.

bahkan, ada analis yang mempekirakan harga emas akan terus tertekan sampai ke level USD 1.500 per ounce.

Penerbit V.R. Metals/Resource Letter, Mark Leibovit, mengatakan bahwa harga emas kemungkinan akan mengalami tekanan hingga di kisaran USD 1.500 per ounce.(CNBC/hm13)

Related Articles

Latest Articles