7.6 C
New York
Friday, April 26, 2024

China Siap Investasi Furnitur Rp 20 Triliun di Indonesia

Jakarta, MISTAR.ID

China berencana menanamkan investasi ke Indonesia senilai US$1,38 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun ke Indonesia. Rencananya, investasi tersebut ditempatkan pada sektor furnitur.

Hal ini diungkapkan langsung Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Mongolia Djauhari Oratmangun.

“Sejauh ini Tiongkok sudah banyak investasi ke Kalbar (Kalimantan Barat). Tahun ini investor dari sana akan berinvestasi ke Indonesia terutama di Kalbar dan Kota Batang, Jawa Tengah (Jateng). Nilai investasi di bidang furnitur US$1,38 miliar,” ujarnya saat Webinar Internasional Menggali Potensi Ekonomi Tiongkok-Kalbar Pasca, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Sabtu (17/4/21).

Baca Juga: Hubungan Cina dan AS kembali Memanas, Ini Tujuh Faktor Penyebabnya

Djauhari mengungkapkan sejumlah pengusaha China akan berkunjung ke Indonesia pada pertengahan April – Mei 2021, terutama ke dua daerah, Kalbar dan Jateng.

“Tentu investasi ini menjadi peluang daerah untuk maju dan terus membangun kerja sama perdagangan,” jelas dia.

Menurut Djauhari, Kalbar berperan besar dalam meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok yakni sebesar 10,13 persen.

“Yang menarik ekspor Indonesia meningkat, termasuk kontribusi dari Kalbar, signifikan 10,13 persen. Dengan peningkatan ini, kita mampu mengurangi permasalahan perdagangan Indonesia-Tiongkok nyaris 69 persen, ini merupakan data dari Tiongkok,” kata dia.

Baca Juga: Dunia Janjikan US$8,8 Miliar Untuk Vaksin Global Covid-19, $20 Juta Dari Cina

Ia menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan ke 4 di ASEAN sebagai eksportir terbesar ke China tahun lalu.

“Hingga pandemi saat ini hubungan antara Indonesia-Tiongkok terjalin dengan baik dan untuk total investasi Tiongkok sendiri di Indonesia 2020 terealisasi sebesar US$4,8 miliar,” kata dia.

Nilai ekspor Indonesia itu naik sebesar 15 persen dibanding dengan total ekspor 2019.

“Adapun produk unggulan dan potensialnya di antaranya, besi dan baja meningkat 136,52 persen, kertas dan kertas karton 133,25 persen, timah dan barang daripadanya 544,07 persen dan barang lainnya,” kata dia.

Kendati demikian, total perdagangan antar dua negara tersebut turun menjadi US$78,48 miliar karena pandemi Covid-19.(CNBC/hm13)

Related Articles

Latest Articles