18.9 C
New York
Thursday, April 25, 2024

2022, Harga Beras Diperkirakan Masih Stabil

Medan, MISTAR.ID

Menjelang tahun 2022, pengamat ekonomi Sumatera Utara Gunawan Benjamin, melihat ekonomi nasional pada umumnya maupun Sumut khususnya berpeluang untuk menguat. Artinya, realisasi pertumbuhan ekonomi Sumut maupun nasional akan lebih baik ketimbang kinerja tahun 2021.

Namun pemulihan ekonomi kerap diikuti dengan laju tekanan inflasi. Di mana setiap ada pertumbuhan ekonomi tinggi maka inflasi juga akan mengikuti.

“Salah satu yang menjadi penyumbang bagi kenaikan inflasi adalah harga beras. Pada dasarnya harga beras ini memiliki kontribusi besar terhadap pembentukan kinerja inflasi. Namun, dikarenakan harga beras yang stabil, khususnya sejak 2 tahun belakangan ini, membuat beras relatif tidak memicu kenaikan inflasi secara signifikan,” kata Gunawan, Minggu (5/12/21).

Baca Juga:Perkembangan Inflasi Sumut Mampu Terjaga Selama Masa Pandemi

Dia menjabarkan, harga beras selama ini bergerak stabil, mulai beras yang paling murah di kisaran harga Rp9.000 hingga yang paling mahal Rp13 ribuan per kg. Itu adalah harga beras yang umumnya dijual di pasar tradisional di Medan. Meskipun tidak menutup kemungkinan masih ada harga beras yang lebih mahal dengan kualitas yang lebih baik, dan harga beras yang lebih murah.

“Dalam setahun pergerakan harga beras, naik sekitar Rp500 per kg. itupun tidak selalu terjadi setiap tahunnya. Harga beras relatif stabil karena pemerintah memiliki perhatian yang besar dalam mengendalikan harga beras. Bulog menjadi badan yang mampu menstabilkan harga beras,” jelasnya.

Untuk itu, menurutnya di tahun 2022 nanti, ancaman kenaikan harga sejumlah kebutuhan pangan memang akan meningkat. Dengan berdasarkan perhitungan bahwa terjadinya pemulihan ekonomi global. Adanya varian baru Covid-19 bernama Omicron, tren penguatan mata uang US dolar ditambah dengan adanya potensi kenaikan harga pangan dunia.

Baca Juga:Bulog Siantar Jamin Beras Medium Berkualitas

“Dari beberapa potensi ancaman tersebut, saya melihat ancaman yang paling nyata adalah Omicron ditambah dengan kemungkinan kenaikan harga pangan dunia. Walau demikian, saya tetap berkeyakinan harga beras masih akan tetap stabil. Omicron memang bisa saja membuat pemerintah mengambil tindakan PPKM. Atau terjadi masalah yang lebih luas lagi pada arus lalu lintas barang dan jasa, maupun global supply chain yang turut memicu kenaikan harga beras dunia. Walau demikian, saya melihat beras masih akan mampu dipasok dari produksi di tanah air,” ungkapnya.

Terpenting tidak ada gangguan serius pada sisi produksi yang umumnya dikarenakan cuaca ataupun serangan hama. Sekalipun nantinya Omicron menjadi pandemic baru. Gunawan yakin pemerintah tetap akan memperlonggar arus lalu lintas barang dan jasa, khususnya untuk beras.

“Beras belum akan menjadi pemicu kenaikan laju tekanan inflasi yang besar,” pungkasnya. (anita/hm14)

Related Articles

Latest Articles