11.6 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Mengatasi Trauma Akibat Pelecehan Seksual

MISTAR.ID

Pelecehan seksual tidak hanya persoalan pemerkosaan, tetapi pelecehan seksual juga termasuk pada hal seperti omongan, sentuhan, hingga menyebarkan rumor tentang aktivitas seksual orang lain juga termasuk ke dalam pelecehan seksual. Bukan hanya malu, trauma pelecehan seksual bisa membuat korbannya menyalahkan diri sendiri hingga depresi. Maka itu, diperlukan strategi yang tepat dalam mengatasi trauma akibat pelecehan seksual.

Dari laman Mental Health America, pelecehan dan kekerasan seksual akan memiliki efek, baik dalam jangka pendek maupun panjang terhadap kesehatan korban.

Hampir semua korban pelecehan seksual mengaku memiliki perasaan-perasaan negatif yang muncul setelah kejadian tersebut terjadi.

Baca juga:Geger! Dugaan Pelecehan Mahasiswi UNRI oleh Dosen saat Bimbingan Skripsi

Mulai dari malu, kaget, bingung, hingga rasa bersalah. Jika perasaan-perasaan ini terus muncul, korbannya berpotensi terkena gangguan kesehatan jiwa seperti:

Trauma akibat pelecehan seksual memang dihadapi setiap orang dengan cara yang berbeda-beda. Mungkin pada awalnya Anda akan menyangkal dan berusaha menutupi kejadian tersebut karena malu.

Seiring dengan berjalannya waktu, trauma tersebut mungkin akan mengganggu kesehatan Anda. Mulai dari sulit tidur, aktivitas terhambat, sampai sulit melakukan hal yang Anda sebenarnya menyenangkan.

Gejala lainnya dari trauma akibat pelecehan seksual adalah sakit kepala, sulit berkonsentrasi, tekanan darah tinggi hingga pelupa.

Mungkin Anda merasa itu biasa saja, namun pada beberapa kasus yang cukup parah, trauma tersebut membuat orang depresi dan menimbulkan pikiran untuk bunuh diri.

Oleh karena itu, mengatasi trauma pelecehan seksual sangat penting untuk mencegah terjadinya situasi terburuk seperti bunuh diri.

Cara mengatasi trauma akibat pelecehan seksual
Agar bisa terlepas dari trauma pelecehan seksual, berikut berbagai hal yang perlu dilakukan:

1. Menerima kenyataan

Salah satu cara untuk mengatasi trauma akibat pelecehan seksual adalah berhenti menyangkal dan menerima kenyataan.

Tidak perlu memberikan penjelasan panjang lebar mengapa ada orang yang melecehkan Anda. Ketika Anda terus menyangkal, rasa sakit dan amarah akan terus muncul.

Memang tidak mudah menerima kenyataan bahwa Anda mengalami pelecehan seksual. Oleh karena itu, mintalah bantuan ke psikolog guna mengatasinya.

Untuk melampiaskan emosi ini, Anda juga bisa mencoba meditasi, yoga, atau aktivitas lain yang membuat hati tenang.

2. Bercerita kepada orang lain

Bercerita kepada orang lain tentang pelecehan seksual yang dialami dapat meringankan beban Anda meski mungkin tidak begitu siginifikan.

Mencari bantuan kepada orang lain memang membuat Anda harus menceritakan kembali apa yang terjadi saat itu dan mengingat kembali kejadian buruk tersebut.

Akan tetapi, hal ini menjadi salah satu cara untuk mengatasi trauma akibat pelecehan seksual.

Pilihlah orang yang Anda percaya bahwa ia bisa menghormati perasaan dan sudut pandang cerita Anda. Sebisa mungkin, hindari orang yang sekiranya akan bereaksi berlebihan atau menjadi lebih emosional.

Jika Anda kurang yakin, bergabung dengan kelompok orang yang pernah mengalami kasus serupa bisa menjadi alternatif.

Baca juga:Polres Taput Amankan Pelaku Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur

3. Menulis buku harian

Meluapkan perasaan emosi dengan menceritakannya di buku harian bisa jadi cara yang dicoba untuk mengatasi trauma akibat pelecehan seksual.

Meski tidak bisa mendapatkan feedback seperti bercerita pada orang lain, Anda bisa menuangkan semua isi hati tanpa perlu rem.

Anda tak perlu menyaring kata-kata atau takut cerita ini akan dibocorkan kemana-mana.

4. Berhenti menyalahkan diri sendiri

Korban pelecehan seksual sering kali menyalahkan diri sendiri ketika kejadian tersebut terjadi. Entah itu menyalahkan diri sendiri karena memakai rok mini ke kantor atau baju dengan belahan dada yang rendah.

Karena sebenarnya, ada korban lain yang mengalami perlakuan yang serupa meskipun sedang memakai pakaian yang sangat tertutup.

Oleh karena itu, berhentilah menyalahkan diri sendiri. Ingat bahwa apa yang terjadi bukan sepenuhnya salah Anda dan Anda bukan penyebab mengapa orang lain tidak bisa mengendalikan dirinya.

Dalam hal ini, pelaku pelecehan seksuallah yang sebenarnya salah karena mereka tak bisa mengendalikan dirinya dengan melecehkan Anda terlepas apapun alasannya.

Memang akan memakan waktu dan kesabaran dalam menerapkannya, tetapi strategi ini sangat diperlukan agar Anda tak lagi terbelenggu oleh pikiran-pikiran tersebut.

5. Berani Melawan

Korban pelecehan sering kali adalah sosok yang diam, pemalu, dan cenderung penakut. Meskipun tidak selalu demikian. Jika target pelaku adalah demikian, anda perlu memberanikan diri untuk melawan. Kumpulkan keberanianmu untuk kuat dan tidak perlu takut. Bila tidak, bisa jadi anda akan menjadi bulan-bulanannya untuk terus diperlakukan tidak baik. Anda bisa mencari teman yang bisa mendukungmu.

Tunjukan sikapmu, bahwa kamu tidak takut dengan dirinya. Kamu juga bisa balas mengancam untuk membeberkan perlakuannya jika ia mencoba melakukan perbuatannya kembali.

6. Mendokumentasikan

Sangat penting untuk mendokumentasikan apa yang terjadi pada Anda, dan apa yang Anda lakukan untuk mencoba menghentikannya. Anda harus memiliki bukti yang cukup untuk dapat melaporkannya ke penyidik perusahaan, instansi pemerintah, atau pengadilan. Mulailah dengan mengumpulkan bukti sedetail mungkin mengenai pelecehan. Pastikan untuk menyimpan surat, foto, kartu, atau pesan melecehkan yang Anda terima.

7. Memproses ke Pengadilan

Jika lembaga pemerintah mengeluarkan surat hak untuk menuntut, Anda dapat membawa gugatan perdata atas cedera yang Anda derita akibat pelecehan seksual. Anda tidak perlu menunjukkan luka fisik. Cedera yang paling umum dalam kasus pelecehan seksual adalah luka secara emosional yang diderita oleh korban.

Jika kasus pelecehan Anda berhasil ditangani oleh pengadilan, mungkin pemulihan yang akan Anda miliki termasuk:

  • Penempatan kembali, jika Anda kehilangan pekerjaan.
  • Pengembalian uang, jika Anda kehilangan uang atau tidak diberi kenaikan gaji.
  • Persyaratan perusahaan untuk melakukan kebijakan atau pelatihan untuk menghentikan pelecehan.

Namun, selain itu Anda juga akan mendapatkan beberapa kerugian, seperti:

  • Kehilangan tunjangan.
  • Kerugian atas tekanan emosional.
  • Banyaknya biaya yang harus dikeluarkan, seperti biaya pengacara dan pengadilan.

Dengan terus berjuang, setidaknya Anda bisa tahu bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil yang akan diperoleh nantinya.(hellodoc/hm06)

Related Articles

Latest Articles