9.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Mengapa Remaja Putri Lebih Rentan Mengalami Depresi

MISTAR.ID
Depresi adalah gangguan mood, kondisi kesehatan yang serius dan merupakan penyebab utama kematian ketiga terutama jika tidak diobati atau di bawah perawatan.

Usia rata-rata timbulnya depresi adalah 14 tahun dan pada akhir masa remajanya 20% akan mengalami depresi klinis.

Anak perempuan lebih cepat dalam pengenalan emosional mereka dan, kepekaan itu dapat membuat mereka lebih rentan terhadap depresi dan pada pertengahan masa remaja lebih mungkin didiagnosis dengan gangguan mood.

Jadi jenis kelamin perempuan lebih rentan mengalami depresi dibanding laki-laki. Depresi sering terjadi dalam keluarga dan terlihat pada anak-anak yang orang tua atau kakek neneknya mengalami hal yang sama.

Baca Juga:Asik Mandi, Remaja Putri Asal Sekip Lubuk Pakam Tenggelam di Pemandian Pantai Salju

Trauma anak usia dini, pelecehan fisik atau seksual, peristiwa seperti perceraian, putus atau kematian orang yang dicintai menjadi faktor umum penyebab depresi pada usia remaja.

Ketika bahan kimia otak (neurotransmitter) tidak normal atau terganggu maka fungsi reseptor saraf dan sistem saraf berubah dan menyebabkan depresi.

Gangguan dysphoric pramenstruasi adalah suatu kondisi yang terlihat pada anak perempuan dalam masa pramenstruasi dimana pada anak perempuan tersebut memiliki gejala pramenstruasi seperti nyeri payudara, kembung, sakit kepala yang berhubungan dengan tanda-tanda depresi dan disini pemicu hormonalnya.

Seorang gadis remaja yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki rambut wajah yang berlebihan dan siklus haid yang tidak teratur sering didiagnosis memiliki kondisi yang disebut penyakit ovarium polikistik.

Penyebab kondisi ini adalah resistensi hormon insulin dalam tubuh, yang juga mengubah cara tubuh memproduksi hormon tertentu lainnya. Remaja yang terikat untuk mengembangkan citra negatif tentang tubuhnya dan karena ketidakseimbangan hormonal rentan terhadap depresi.

Otak adalah organ target utama untuk hormon tiroid untuk bertindak dan karena itu berperan dalam suasana hati dan perilaku serta kognisi. Terlihat bahwa penurunan fungsi kelenjar tiroid-hipotiroidisme dan depresi terjadi bersamaan. Seorang remaja yang menunjukkan tanda-tanda depresi juga harus dites untuk hipotiroidisme.

Depresi adalah gangguan internalisasi yaitu gangguan yang mengganggu kehidupan emosional pasien; oleh karena itu perlu beberapa saat bagi orang lain untuk mengenalinya.

Ada berbagai tanda yang perlu diperhatikan orang tua terutama jika berperilaku seperti, Mudah marah, menangis berlebihan, selalu sedih, mood ngambek, kehilangan minat pada aktivitas apa pun yang dinikmati sebelumnya, penarikan diri dari pergaulan, masalah dalam hubungan, perubahan nafsu makan, penurunan berat badan, pertambahan berat badan, aktivitas larut malam yang berlebihan, terlalu banyak tidur atau kurang tidur, sulit bangun di pagi hari, rendah diri, terlalu sensitif terhadap penolakan, kinerja yang buruk dalam belajar, sering bolos sekolah, dan masih banyak perilaku menyimpang lainnya. Anda perlu mengkaji kondisi itu jika bertahan lama lebih dari dua minggu, penting membedakan antara kemurungan remaja dan depresi dan segeralah mencari bantuan medis.

Baca Juga:Ikuti Protokol Kesehatan, Ini Prosesi Akad Nikah Putri Edy Rahmayadi

Pikiran yang tertekan adalah pikiran yang negatif. Ada pola pikir negatif dan anak-anak mengevaluasi diri mereka sendiri secara negatif, menafsirkan tindakan orang lain dengan cara yang negatif dan menganggap kemungkinan hasil yang paling gelap dari suatu peristiwa. Hampir 80% remaja yang tidak menerima bantuan dan tidak diobati yang sering menyebabkan penyalahgunaan zat, kegagalan akademis, gangguan makan dan bunuh diri.

Peran orang tua sangat besar dalam mencegah depresi pada anak. Menjadi lebih penuh kasih dalam mengungkapkan cinta, mendorong anak untuk mengekspresikan diri, membantu anak membuat pilihan yang sehat karena masa remaja adalah masa yang penuh gejolak secara emosional. Berbagi makan bersama, menghindari konflik di rumah, mendorong olahraga teratur, mendorong kebiasaan tidur yang baik dan nasihat untuk menghindari alkohol dan narkoba. Lebih berpotensi terjadi pada remaja putri karena secara gender perempuan lebih sering mengolah berbagai hal menggunakan perasaaan ketimbang logika.

Dengan menerapkan rutinitas harian yang lebih sehat seperti olahraga teratur, meditasi, kebiasaan makan yang baik, seseorang dapat meningkatkan suasana hati merasa berenergi dan meredakan gejala depresi.(timesofIndia/ja/hm10)

Related Articles

Latest Articles