7.8 C
New York
Friday, April 19, 2024

Mari Hentikan Stigma Negatif Terkait Covid-19

MISTAR.ID-Di tengah wabah Covid-19, muncul satu fenomena sosial yang berpotensi memperparah situasi, yakni stigma sosial atau asosiasi negatif terhadap seseorang atau sekelompok orang yang mengalami gejala atau menyandang penyakit tertentu.

Mereka diberikan label, stereotip, didiskriminasi, diperlakukan berbeda, dan/atau mengalami pelecehan status karena terasosiasi dengan sebuah penyakit.

Sebagai penyakit baru, banyak yang belum diketahui tentang pandemi Covid-19. Terlebih manusia cenderung takut pada sesuatu yang belum diketahui dan lebih mudah menghubungkan rasa takut pada “kelompok yang berbeda/lain”.

Inilah yang menyebabkan munculnya stigma sosial dan diskriminasi terhadap etnis tertentu dan juga orang yang dianggap mempunyai hubungan dengan virus ini.

Baca Juga:Ini Panduan Menkes Cegah Covid-19 Di Tempat Kerja Era New Normal

Perasaan bingung, cemas, dan takut yang kita rasakan dapat dipahami, tapi bukan berarti kita boleh berprasangka buruk pada penderita, perawat, keluarga, ataupun mereka yang tidak sakit tapi memiliki gejala yang mirip dengan Covid-19.

Jika terus terpelihara di masyarakat, stigma sosial dapat membuat orang-orang menyembunyikan sakitnya supaya tidak didiskriminasi, mencegah mereka mencari bantuan kesehatan dengan segera, dan membuat mereka tidak menjalankan perilaku hidup yang sehat.

Stigma negatif pada saat Covid-19 terjadi ada pasien, ODP, PDP serta petugas kesehatan yang menangani pasien covid-19. Stigma negatif yang diberikan hanya akan memperparah keadaan baik secara mental maupun pada penyebaran penyakit itu sendiri.

Baca Juga:Warganya Tak Disiplin, Sumut Belum Bisa Penuhi Syarat New Normal

Pasien Covid-19 mengaku merasa tertekan dengan adanya stigma negatif ini akibat foto-fotonya disebarkan oleh pihak tertentu. Petugas medis yang menangani pasien covid-19 juga mengalami berbagai tindakan masyarakat yang kurang baik misalnya diusir dari kontrakan dll.
Beberapa OPD, PDP juga mengalami tekanan psikologis dari lingkungan sekitar. Hal ini terjadi karena masyarakat sering mendapatkan berbagai berita negatif tentang penyakit ini meskipun dari data yang ada IDI menyebutkan kemungkinan sembuh penyakit ini adalah 97%.

Stigmatisasi tersebut sangat berdampak terhadap imunitas seseorang yang terkait Covid-19 dan akan berpengaruh dalam proses penyembuhan pasien Covid-19.

Pemberitaan media terkait informasi yang utuh soal penularan virus yang selama ini sering tidak sampai ke masyarakat sangat mempengaruhi stigma terhadap orang terkait Covid-19 baik itu OTG, ODP, PDP, pasien positif dan keluarga pasien serta Nakes.(kemenkes.go.id/hm01)

Related Articles

Latest Articles