15.2 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Survei: 99 Persen Kasus Cacar Monyet Menyerang Pria

Washington, MISTAR.ID

Pengaruh jenis kelamin terhadap risiko terserang cacar monyet cukup besar. Hal ini dibuktikan oleh survei yang dilakukan di Amerika Serikat.

Laporan Morbiditas dan Mortalitas Mingguan (MMWR) dan dikumpulkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menunjukkan bahwa bahwa 99 persen kasus cacar monyet (monkeypox) di Amerika Serikat menimpa kaum lelaki.

Laporan yang dirilis pada 5 Agustus tersebut juga menunjukkan bahwa 94 persen pasien lelaki yang terinfeksi penyakit itu mengaku melakukan kontak seksual sejenis dalam kurun waktu tiga pekan sebelum timbulnya gejala.

Sementara kelompok ras dan etnis minoritas tampaknya terdampak secara tidak proporsional, kata laporan itu.

Baca Juga:Amerika Serikat Deklarasi Darurat Cacar Monyet

Selain itu, data yang dikumpulkan dari kasus-kasus cacar monyet yang dilaporkan di AS pada 17 Mei-22 Juli menunjukkan bahwa presentasi klinis beberapa pasien berbeda dari cacar monyet biasa, dengan lebih sedikit orang mengalami gejala awal (prodrome) penyakit itu dan lebih banyak orang yang mengalami ruam genital.

Rincian epidemiologis ini bisa memberikan panduan perawatan dan protokol vaksin, kata para penulis penelitian tersebut.

Mereka menambahkan bahwa “temuan saat ini mengindikasikan bahwa penularan cacar monyet di masyarakat telah meluas dan berdampak secara tidak proporsional pada kalangan gay, biseksual, dan lelaki yang menjalin hubungan seksual dengan lelaki lainnya; hal ini konsisten dengan data yang dilaporkan dari negara-negara lain.”

Baca Juga:Waspadai Cacar Monyet, Gejalanya Lebih Menyiksa dari Covid

Laporan itu menyatakan bahwa kendati proporsi terbesar kasus itu terjadi pada warga kulit putih, warga kulit hitam dan Hispanik, yang mewakili 34 persen populasi umum, menyumbang lebih dari separuh (54 persen) jumlah kasus terkonfirmasi cacar monyet.

Hingga Senin (8/8/22), AS memiliki jumlah kasus terkonfirmasi cacar monyet terbanyak di dunia dengan 8.934 kasus. Angka itu kemungkinan jauh lebih rendah dari jumlah sebenarnya karena kurangnya pengujian. (antara/hm01)

Related Articles

Latest Articles