17.7 C
New York
Tuesday, May 7, 2024

Begini Gejala Awal Cacar Monyet Kasus Pertama di RI

Jakarta, MISTAR.ID

Kemenkes melaporkan temuan satu kasus cacar monyet (monkeypox) terkonfirmasi pertama di Indonesia pada Sabtu (20/8/22). Cacar monyet itu dialami seorang pria 27 tahun yang sempat melakukan perjalanan ke luar negeri.

Mohammad Syahril sebagai juru bicara Kemenkes RI menyebut, gejala yang muncul pada pasien tersebut berupa demam, disusul pembesaran kelenjar limfe dan ruam pada sejumlah area tubuh. Namun, pasien tersebut dalam kondisi baik dan kini menjalani isolasi mandiri di rumah.

“Pasien 27 tahun berjenis kelamin laki-laki ini memang habis bepergian dari luar negeri dengan gejala di tanggal 14 (Agustus) itu ada demam, kemudian ada pembesaran kelenjar limfe. Tapi keadaannya baik. Tidak sakit berat. Dan ada cacarnya, atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan, kaki, dan sebagian di sekitar alat genital dia,” terangnya dalam konferensi pers virtual, Sabtu (20/8).

Baca Juga:Kasus Pertama Cacar Monyet Ditemukan di Indonesia

“Kemudian dalam hitungan dua hari, pemeriksaan PCR sudah dilakukan dan tadi malam sudah diumumkan positif terkonfirmasi. Saat ini pasien dalam keadaan baik-baik saja. Kalau dalam istilah Covid itu gejalanya ringan. Pasiennya tidak perlu harus dirawat masuk ruang isolasi, tapi cukup dilakukan isolasi mandiri di rumah,” ujar Syahril.

Menurut Syahril, cacar monyet adalah penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya. Asalkan, pasien tidak mengalami infeksi tambahan (superinfeksi) atau mengidap penyakit penyerta yang bisa memperberat kondisi.

“Cacar monyet ini tidak terlalu berat sakitnya sehingga kita tenang. Kalau kita bandingkan dengan Covid, sangat jauh beratnya. Untuk itu kita tenang dengan masuk bahwasannya sebenarnya cacar monyet ini bisa sembuh sendiri atau self limiting disease,” tambahnya.

Baca Juga:Satgas: Pasien Anak dan Lansia Perlu Penanganan Khusus Saat Terinfeksi Cacar Monyet

“Dalam masa inkubasinya yang 21 sampai 28 hari, pasien akan sembuh sendiri manakala tidak ada infeksi tambahan atau superinfeksi, tidak ada komorbid yang berat menyebabkan bertambahnya berat komorbid itu. Kalau pasien tidak ada komorbid, immunocompromised dan tidak ada pemberat-pemberat lain, Insya Allah sebetulnya pasien bisa sembuh sendiri,” pungkasnya.(detikhealth/hm15)

Related Articles

Latest Articles