13.6 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Alasan Calon Vaksin Corona China Diuji di Indonesia

Jakarta, MISTAR.ID

Calon vaksin Corona dari China siap diuji klinis pase 3 di Indonesia. Ada sejumlah alasan yang mendasarinya.

Pakar bioteknologi dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Dr.rer.nad Wien Kusharyoto memaparkan alasan tersebut.

Menurutnya bukan sembarangan Indonesia dipilih untuk uji fase 3.
Inilah 4 alasan calon vaksin Corona China diuji di Indonesia:

Baca juga: Bio Farma siap produksi Vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China

1. Mengukur efektivitas vaksin

Menurut Wien, uji klinis fase 3 untuk untuk mengetahui efektivitas vaksin, kemudian untuk mengetahui manfaat vaksin itu sendiri. Dalam uji klinis itu akan dibandingkan antara orang yang diberi vaksin dan yang tidak.

“Jadi kita ingin tahun hasil yang terpapar yang orang yang divaksin dan tidak. Jadi kita tahu ada bukti kalau benar-benar mereka terhindari dari virusnya atau tidak,” kata Wien, Kamis (23/7/2020).

Uji klinis fase 1 dan 2 hanya dicobakan dengan jumlah sampel terbatas, pertama pada hewan lalu pada manusia. Oleh karena itu, uji klinis fase 3 dengan jumlah sampel yang lebih massal akan bisa mengukur efektivitas vaksin tersebut.

Baca juga: Pertama di Dunia, Rusia Berhasil Uji Klinis Vaksin Covid-19

2. Laju infeksi masih tinggi di Indonesia

Tidak semua negara dipilih untuk uji klinis fase 3, antara lain ada Brasil, India, Bangladesh dan Indonesia. 4 Negara ini ada kemiripannya.

Persamaan semua negara itu adalah laju infeksinya yang masih tinggi. Itulah alasan Indonesia dipilih oleh Sinovac untuk uji calon vaksin Corona.

“Laju infeksi di Indonesia masih tinggi, 1.600 per hari. Itu adalah target yang tepat untuk lokasi uji vaksin,” ujarnya.

Uji vaksin fase 3 ini menurut Wien malah tidak efektif kalau dilakukan di China. Itu sebabnya Sinovac mempertimbangkan Indonesia.

“Karena laju infeksi di China sendiri sudah menurun,” kata dia.

3. Faktor pemanfaatan vaksin

Faktor pemanfaatan vaksin jadi pertimbangan juga. Menurut Wien, semakin banyak uji coba akan semakin bagus hasilnya. Nantinya jumlah akhir akan berdasarkan perjanjian, berapa vaksin yang akan dicoba.

“Nanti kan hasil uji klinis fase 3 ini akan digabung juga dengan hasil dari negara-negara lain,” ujarnya.

Sisi lain dari pemanfaatan itu juga adalah potensi negara itu sebagai target penjualan vaksin kalau nanti sudah jadi. Hal tersebut juga menjadi pertimbangan.

4. Kemampuan produksi sendiri di Indonesia

Tidak semua negara bisa membuat vaksin sendiri. Kalau pun bisa membuat vaksin, metodenya belum tentu sama di setiap negara.

Apalagi, vaksin Corona dikembangkan dengan metode bermacam-macam. Ada vaksin yang dilemahkan, atau dikembangkan dari protein pada virusnya.

Indonesia dipilih China karena Sinovac dan Bio Farma memiliki fasilitas produksi dengan metode yang sama yaitu virus yang dilemahkan. Harapannya, nanti Indonesia bisa memproduksi sendiri vaksin Corona.

“Kalau Bio Farma kan punya fasilitas produksinya. Jadi nanti modelnya transfer teknologi, sertifikasi dan bisa diproduksi di Bio Farma,” kata Wien. (detik/mistar)

Related Articles

Latest Articles