8.3 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Daniel Kaban: Sudah Waktunya Ulos Diakui Dunia

Medan, MISTAR.ID

Hari Ulos Nasional selalu diperingati pada 17 Oktober setiap tahunnya. Demikian juga di Kota Medan. Tahun ini, panitia merayakan Hari Ulos Nasional dengan mengangkat tema “Ulos Menyatukan Kita” sekaligus menggelar webinar kolaborasi masyarakat Batak sedunia secara offline dan online.

Selain webinar, juga dilakukan Pemilihan Putri Ulos pada 10 finalis yang telah terpilih di Merica Food Center, Millennium ICT Centre Medan, Jalan Kapten Muslim, Medan Helvetia, Minggu (17/10/21).

Ketua Panitia Hari Ulos Nasional di Medan, Daniel Kaban mengatakan kegiatan ini juga sembari mempersiapkan ulos hingga ke UNESCO agar diakui oleh dunia. Menurutnya ulos adalah bagian dari masyarakat Sumatera Utara (Sumut) yang tidak bisa dilepaskan dan acara adat dan budayanya.

Baca Juga:Pelestarian Ulos Lewat Para Penenun

“Tahun 2023-2024 kita berencana akan membawa ulos ke UNESCO agar diakui seperti batik. Seperti janji Gubernur Sumut akan membawa ulos ke UNESCO sebagai warisan dunia agar bisa diingat dan dilestarikan,” kata Daniel.

“Tahun lalu kita sama sekali tidak menggelar kegiatan apapun. Maka dalam menyemarakkan Hari Ulos Nasional, kita gelar lah webinar yang diikuti masyarakat Batak yang ada di beberapa negara yang jauh dari kampung halaman. Di masa pandemi ini tidak harus hadir. Bagi yang jauh bisa dilihat secara virtual,” jelasnya.

Menurutnya, hingga saat ini banyak generasi milenial yang hanya mengetahui ulos. Namun tidak memahami maknanya. Terutama ulos bukan hanya dimiliki satu suku saja, namun ada dari Toba, Simalungun, Angkola, Mandailing dan lainnya.

“Jenisnya sudah berbeda. Ada yang untuk kelahiran, ada untuk pernikahan, untuk kemalangan dan lainnya. Saat ini banyak modifikasi ulos yang keluar dari lambang dan adat budaya. Tidak salah memang karena itu fashionable. Tetapi kita harus tegakkan adat dan aturan yang ada di Batak itu. Jangan dihilangkan atau diakui oleh negara lain,” terangnya.

Baca Juga:Ulos Batak Warnai Peringatan Hari Jadi Taput ke-76

Baginya, ulos ini melindungi dari lahir, setelah beranjak dewasa juga tetap butuh melindungi tubuh. Maka harus melekat di tubuh. “Walaupun di setiap daerah nama ulos berbeda, inilah keberagaman kita. Maka harus kita akui ulos ini. Apalagi 70 persen peserta yang ikut banyak yang tidak mengerti apa itu ulos. Sayang kan. Harusnya ada pemerintah yang mengenalkan ulos ke masyarakat. Lihatlah anak-anak sekarang lebih senang pada game online saja,” pungkasnya. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles