13.9 C
New York
Saturday, April 13, 2024

Seruput Es Campur Pajak Kawat yang Legendaris Bertahan 32 Tahun

Tanjungbalai, MISTAR.ID

Menyusuri dan beraktivitas di kota Tanjungbalai nan terik di siang hari memang membutuhkan tenaga ekstra. Dahaga akan cepat kering membuat kita ingin menikmati minuman penyegar kerongkongan.

Nah, di Kota Tanjungbalai Sumatera Utara (Sumut) ternyata ada salah satu tempat penjual es campur yang legendaris sejak tahun 1990. Namanya es campur Pajak Kawat yang berlokasi di Jalan Asahan Kelurahan Indra Sakti berada persis di bibir sungai Asahan.

Pemilik usaha es legendaris tersebut bernama H Irwan Usman (66). Lokasi usahanya cukup sederhana. Konsistensinya berjualan selama 32 tahun membuat ia memiliki banyak pelanggan tetap yang datang tidak hanya dari kota Tanjungbalai. Ia buka setiap hari mulai pukul 11:00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Namun, biasanya akan tutup lebih awal sebab es buatannya akan cepat habis.

Baca juga:Menparekraf: Kuliner Jadi Industri Prioritas Dorong Ekonomi Indonesia

“Kalau saya sudah jualan dari tahun 90. Enggak terasa itu sudah 32 tahun juga sampai sekarang, Alhamdulillah,” kata dia kepada detikSumut, Rabu (29/6/22).

Dia berkisah, mulanya menjual es campur dijajakannya menggunakan sampan menyusuri alur sungai Asahan dan ditawarkan kepada pedagang sekitar maupun masyarakat. Saat itu, lokasi pajak kawat memang belum tertata. Ia berbaur dengan pedagang ikan yang menjual hasil tangkapan lautnya di bibir sungai Asahan.

Ada tiga pilihan menu es spesial yang dijual di sini. Namun es campur merupakan yang paling legendaris. Paduan tapai pulut, tapai ubi, kacang, lengkong, bercampur gula merah dan susu dijamin akan memberikan relaksasi kesegaran di badan ketika serumputan pertama jatuh di mulut dan turun hingga kerongkongan. Harga segelas es campur tersebut hanya Rp 8 ribu satu mangkoknya. Es cendol di sini juga patut dicoba.

Kemudian ada variasi menu lain yakni es kolak. Isian utamanya tentu saja kolak pisang yang dipadukan dengan buburbsumsum, tapai pulut dan tapai ubi. Harganya cuma Rp10 Ribu.

Sementara itu ada satu menu lagi yang paling diminati dan dicari masyarakat ketika singgah ke sini, namanya es pokat kocok. Isiannya tentu saja bahan baku pokat, kacang merah, lengkong dan susu. Menyantapnya di siang hari memang dirasa sangat pas untuk melepas dahaga di tengah udara panas ya kota Tanjungbalai. Semangkuk harga pokat kocok ini Rp 18 ribu.

“Pokat kocok ini memang belum lama tapi banyak yang cari. Bahan baku pokat yang kami gunakan itu yang terbaik dari Sidikalang atau Berastagi. Semua di sini juga pakai gula merah asli,” kata H Irwan.

Baca juga:Bobby Berbagi Informasi dengan Bupati Aceh Timur Soal Pengembangan Wisata Kuliner 

Konsistensi rasa menurutnya menjadi hal yang wajib diperhatikan. Hal tersebutlah menurutnya menjadikan banyak pelanggan tetap datang kembali berkunjung sehingga usahanya dan bertahan hingga 32 tahun.

Bicara omset, es campur Pajak kawat ini memang tak main main. Sesuai dengan nama legendarisnya. Dibantu tujuh orang pekerja, sehari Haji Irwan bisa meraup omset penjualan berkisar Rp7 hingga 8 jutaan. Rekomendasi nih buat kalian yang kebetulan capek seharian berpanas panasan di kota Tanjungbalai. (perdana/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles