12.3 C
New York
Friday, April 19, 2024

Huta Siallagan Destinasi Wisata Yang Memesona Dunia

Samosir, MISTAR.ID

Kekayaan obyek wisata di Sumatera Utara tidak terhenti pada pemandian air terjun, danau, gunung atau pantai saja. Tapi juga obyek wisata budaya dari penduduk yang terbilang unik dari kebiasaan penduduk mayoritas atau modern mengikuti zaman.

Seperti halnya Huta Siallagan yang berlokasi di Desa Ambarita, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. Aura destinasi wisatanya nan unik dan sangat bersejarah kepada para orang-orang batak.

Tak lengkap rasanya kalau belum ke Huta Siallagan untuk melihat keunikan tersendiri yang sangat memesona dunia, hingga turis-turis mancanegara datang untuk melihat dan merasakan alamnya serta menelusuri situs-situs sejarah marga Siallagan.

Tak hanya turis mancanegara yang datang ke Huta Siallagan, melainkan orang nomor satu Indonesia, Joko Widodo, Presiden Indonesia datang berkunjung kesana.

Ketertarikan Presiden RI tersebut datang ke Huta Siallagan, untuk meninjau kampung adat yang menjadi lokasi titik awal sejarah peradaban penegakan hukum di Samosir pada zaman dahulu kala.

Selain sejarah peradaban, Presiden Republik Indonesia juga seakan terhipnotis dengan kearifan lokalnya dan bentuk rumah yang masih seperti dahulu kala.

Bukan hanya itu saja, ada beberapa desa yang masih ‘perawan’ dengan mempertahankan tradisi sehingga tempat ini menjadi obyek wisata yang disenangi para pengunjung.

Setelah melihat-lihat desa yang masih ‘perawan’, dan sejarah orang batak, Jokowi menyempatkan diri masuk rumah panggung bersama ibu negara.

Karena keunikannya dan nilai sejarah inilah yang menarik untuk dipelajari, membuat banyak wisatawan yang mampir ingin berlama-lama di Huta Siallagan. Biasanya, Kampung Huta Siallagan ini dikunjungi oleh wisatawan setelah mendatangi Danau Toba.

Sejarah singkat kampung Huta Siallagan

Menurut penuturan para orangtua, Huta atau kampung adalah sebuah kelompok rumah yang berdiri di atas tanah satu kawasan yang dihuni oleh beberapa keluarga yang terikat dalam satu kerabat.

Dalam masyarakat Batak, dimana marga merupakan sebuah identitas yang akan menjelaskan asal usul kekerabatannya, maka Huta atau kampung juga dibangun sebagai identitas tempat tinggal yang selanjutnya huta akan dinamai sebagai huta marga.

Demikian juga halnya marga Siallagan (turunan Raja Naiambaton garis keturunan dari Raja Isumbaon anak ke dua si Raja Batak) membangun sebuah huta/perkampungan yang dinamakan Huta Siallagan yang dibangun oleh keluarga marga Siallagan yang dikuasai oleh seorang pemimpin yaitu Raja Huta, dalam hal ini Raja Siallagan.

Pembangunan huta Siallagan, konon dilakukan secara gotong royong atas prakarsa raja huta yang pertama yakni Raja Laga Siallagan dan selanjutnya diwariskan kepada keturunannya Raja Hendrik Siallagan dan seterusnya kepada keturunan raja Ompu Batu Ginjang Siallagan.

Pembangunan huta yang menggunakan batu-batu besar disusun bertingkat menjadi sebuah tembok besar yang kelak menjadi benteng dan diatasnya ditanami bambu (bagi orang Batak, bambu memiliki multi guna sebagaimana suku bangsa Indonesia yang lain).

Dahulu, untuk membangun rumah adat Batak, juga dilakukan dengan cara gotong royong mengangkut kayu dari hutan atau ladang keluarga, kemudian mendirikannya sesuai bentuk dan aturan pendirian rumah adat Batak. Kampung Huta Siallangan pernah menjadi kampung yang tertutup.

Melansir dari laman resmi Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar), Kampung Huta Siallagan dikelilingi tembok batu besar yang berukuran 1,5-2 meter dan disusun bertingkat.

Untuk wisatawan yang berkunjung kampung Huta Siallagan
wisatawan bisa menggunakan kapal feri dari Tigaras menuju ke Simanindo, Samosir. Durasi waktu tempuh untuk mencapai Kampung itu sekitar 30 menit.

Setelah tiba, pengunjung melihat Gapura yang bertuliskan Huta Siallagan, wisatawan bak disambut untuk menyusuri apa-apa saja yang menjadi kekayaan budaya marga Siallagan. Anda bisa berfoto di lokasi pintu masuknya, di bagian atas pintu masuk terdapat tulisan Huta Siallangan yang dicat dengan warna merah.

Memasuki Kampung Huta Siallangan, pengunjung disambut dengan bangunan rumah adatnya yang etnik. Nama rumah adat tradisional etnis Batak itu dikenal dengan nama Bolon dan Sopo.

Usai itu, anda dapat melihat 2 lokasi Batu Persidangan di Kampung Huta Siallagan. Di lokasi pertama Batu Persidangan digunakan sebagai tempat rapat, sementara itu pada lokasi kedua dijadikan sebagai tempat eksekusi. Batu-batu tersebut letaknya berada persis di bawah pohon hariara, yang merupakan pohon suci bagi masyarakat Batak.

Setelah berselfi ria di batu persidangan, wisatawan juga bisa berfoto ditembok yang menyerupai benteng ini berfungsi untuk menjaga Kampung Huta Siallagan dari gangguan binatang buas maupun serangan suku lain.

Sumber: Berbagai Sumber

Editor: Manson

Related Articles

Latest Articles