7.9 C
New York
Friday, April 19, 2024

Pertama Kali ke Danau Toba, Rahayu Saraswati: Sudah Seperti di Luar Negeri

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Usai menghadiri kegiatan Musyawarah Daerah (Musda) Tunas Indonesia Raya (Tidar) organisasi pemuda sayap Partai Gerindra di Parapat, Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Gerindra Rahayu Saraswati D Djojokusumo singgah di Sinaksak Kabupaten Simalungun, Minggu (10/3/21).

Di Sinaksak, Rahayu bersama Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Gerindra Admah Muzani bersama unsur pengurus Partai Gerindra di Sumatera Utara, disambut oleh pengurus dan Ketua DPC Partai Gerindra Kota Pematangsiantar Netty Sianturi bersama anggota DPRD Sumatera Utara Gusmiyadi dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Simalungun Sastra Joyo Sirait.

Rombongan Sekjen dan Waketum DPP Partai Gerindra itu dijamu makan siang di salah satu rumah makan di Sinaksak yang menyediakan menu burung goreng. Usai makan siang, awak media menanyakan kesan yang dirasakan Rahayu Saraswati mengenai Danau Toba.

Baca Juga:Dirut BPODT: Pesona Alam Danau Toba Tak Cukup Sekadar Dilihat

“Potensinya luar biasa, dan indahnya juga luar biasa. Kebetulan saya kemarin naik (pesawat) City Link dari Jakarta, mendaratnya di Silangit. Dan itu kesannya, sudah seperti di luar negeri, karena dingin dan kabutnya,” ujar mantan anggota DPR RI dari Partai Gerindra yang baru pertama kalinya ke Danau Toba.

Menurut Rahayu, infrastruktur di kawasan Danau Toba masih harus dibangun, dan harus lebih banyak hotel yang dibangun dengan level yang berbeda-beda. “Karena (hotel) yang sekarang, sepertinya hampir semuanya mirip, hampir sama. Sehingga kita bisa menyajikan opsi kepada calon wisatawan, terutama yang dari luar negeri sepertinya harus sedikit lebih ekesklusif,” tuturnya.

Saat itu, ibu cantik yang tengah berbadan dua (hamil) ini mengungkapkan satu catatan pentingnya pasca mengunjungi kawasan Danau Toba bersama rekannya di Tidar dan Sekjen Gerindra.

“Kami ke salah satu desa wisata yaitu Tomok. Dalam penyeberangan itu, kami sangat menikmati, tapi memang sepertinya masih banyak sekali masalah sampah di Danau Toba. Dan ini saya melihat di area-area penginapan di area Parapat, bahkan di hotelnya sendiri pun juga masih ada masalah pengolahan sampah,” bebernya.

Baca Juga:Dukung Kawasan Danau Toba Bersih, Bank Sampah IAS Toba Jalin Kerjasama Dengan Home Industri Tahu Kuning Balige

Hal itu, kata Rahayu, bisa menjadi catatan yang sangat buruk jika tidak diatasi segera.”Ini kan danau. Apapun yang masuk ke dalam danau itu, lama-lama akan menumpuk, dan itu akan berdampak kepada ekosistem, dan juga berdampak kepada ikan yang dikonsumsi warga setempat, bahkan kualitas airnya pun akan menjadi buruk,” ungkap wanita kelahiran tahun 1986 tersebut.

“Jadi, kalau kita bicara tentang berkelanjutan, kita bicara tentang pembangunan yang memastikan bisa menikmatinya di kemudian hari. Hal-hal seperti masalah sampah itu harus betul-betul menjadi hal yang sangat mendasar harus bisa diatasi,” tegasnya.

Masih menurut Rahayu, meski memiliki potensi yang banyak, dari segi view atau pemandangan, itu luar biasa dan dari segi atmosfir-nya juga luar biasa, daerah-daerah wisata di kawasan Danau Toba harus mampu menyajikan kesan yang berbeda-beda.

“Seperti di Bali itu, harus dibedakan, harus ada yang terkesan seperti di Ubud, untuk pecinta alam, tapi ada juga yang seperti, misalnya Parapat itukan areanya lebih kayak Kuta. Nah ini yang harusnya bisa dibeda-bedakan, saya yakin dari Kemenparekraf sudah memikirkan hal tersebut,” tukasnya.

Baca Juga:Pengembangan DPSP Danau Toba Akankah Sejahterakan Pelaku Usaha Lokal?

Ketika ditanya mengenai pesan kepada masyarakat dan kepada pemerintah daerah yang ada di pingiran Danau Toba, putri pasangan dari pasangan Hashim S Djojohadikusumo dan Anie H Djojohadikusumo itu, mengatakan bahwa masyarakat dan pemerintah daerahnya harus memiliki rasa bangga dengan menunjukkan kepeduliannya untuk menjaga dan merawat Danau Toba.

“Ini adalah rumah kalian, rumah bersama, dimana harus ada kepedulian untuk menjaga dan merawatnya sehingga siapapun yang datang bisa melihat bahwa kalian memiliki rasa bangga. Dan itu hanya bisa dirasakan kalau (Danau Toba) dirawat dengan baik, salah satunya adalah tentang sampah itu tadi. Kalau areanya bersih, bisa terlihat bahwa warganya betul-betul cinta dengan rumahnya sendiri,” sebutnya.

Dan menurut Rahayu, rasa memiliki itu harus lebih ditingkatkan lagi. “Kita harus merasa bahwa Danau Toba itu adalah milik kita bersama. Apalagi itu bukan hanya untuk masyarakat Danau Toba saja, tapi juga Sumatera Utara, dan Indonesia. Jadi harus salah satu kebanggaan kita, apalagi kalau mau dijadikan super destinasi ke depannya. Danau Toba jangan sampai kalah dengan super destinasi wisata yang lainnya,” pungkasnya. (ferry/hm12)

Related Articles

Latest Articles