12.6 C
New York
Thursday, March 21, 2024

Catatan Sejarah Catharina Hospital, Rumah Sakit yang Masih Berdiri Tegak di Asahan

Asahan, MISTAR.ID

Pada tahun 1914, berdiri sebuah bangunan rumah sakit di Kisaran, Kabupaten Asahan Sumatera Utara (Sumut) namanya Catharina Hoospital. Setelah lebih dari satu abad yang lalu, bangunan itu sampai hari ini masih berfungsi dan berdiri tegak sebagai rumah sakit yang memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat.

Rumah Sakit Chaterina yang berganti nama menjadi Rumah Sakit Kartini. (f:perdana/mistar)

Bangunan rumah sakit ini ini merupakan warisan peninggalan Hindia – Belanda, berkuasa tiga setengah abad mengeksplorasi tanah dan kekayaan bumi nusantara. Mereka banyak mendirikan kantor hingga bangunan – bangunan yang sampai sekarang masih banyak dijumpai salah satunya catharina hospital, rumah sakit yang terletak di Kelurahan Sei Renggas Kecamatan Kisaran Timur ini salah satunya.

Berdasarkan data yang dihimpunt, setelah kekuasaan kesultanan Asahan runtuh pada tahun 1865, Asahan yang oleh pemerintah Hinda – Belanda afdeling juga tak luput dari peta jajahan, yakni pada antara tahun 1867-1942.

Baca juga:November, Rumah Sakit Bachtiar Djafar Medan Utara Mulai Beroperasi

Masuk dalam kawasan pantai timur Sumatera, Asahan menjadi sasaran masif bagi Hinda – Belanda untuk menghidupkan sektor industri perkebunan. Hingga, berdirilah sebuah perusahaan perkebunan bernama Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij (HAPM). Seiring berdirinya HAPM dibangun pula sebuah gedung rumah sakit bernama Catharina Hospitaal pada tahun 1914.

Catharina, konon diambil dari nama dokter pertama yang bertugas di rumah sakit tersebut. Namun sumber lain menyebut Catharina bukanlah dokter atau perawat. Ia hidup diantara tahun 1874 hingga tahun 1894. Ia disebut sebagai anak salah seorang gubernur Hindia Belanda yang berkuasa pada masanya. Di usia 20 tahun meninggal karena sakit dan namanya disematkan di gedung tersebut.

Kemudian pasca kemerdekaan HAPM diambil alih lalu dinasionalisasi pada tahun 1960 hingga beralih kepemilikan ke tangan PT Bakrie Sumatera Plantations (BSP) sampai akhirnya rumah sakit memisahkan diri dengan perusahaan dan merubah namanya menjadi Rumah Sakit Umum Ibu Kartini.

Tak jelas sejak kapan persisnya penamaan Catharina Hospital berubah nama dan kini menjadi RSU Ibu Kartini. Melihat kondisi gedung yang masih berdiri kokoh, pergantian nama rumah sakit dinilai oleh pemerhati sejarah di Asahan sebagai pengkaburan sejarah di masa lampau.

“Sangat disayangkan juga kenapa namanya diganti menjadi Rumah Sakit Ibu Kartini. Kenapa tidak dipertahankan nama aslinya sebagai bagian dari sejarah bangunan tersebut,” kata Robi MN seorang pemerhati sejarah di Asahan.

Sebab menurutnya, hingga sampai saat ini memang belum ditemukan alasan kuat penamaan Kartini pada rumah sakit warisan Belanda tersebut. “Jika merujuk Kartini yang dimaksud adalah wanita bergelar Pahlawan Nasional, Raden Adjeng Kartini, maka sejauh ini memang belum ditemukan apa kaitannya dengan bangunan rumah sakit tersebut,” kata dia.

Namun, meski nama rumah sakit tersebut sudah berganti nama, nama Chaterin masih tersemat bagi masyarakat. Di dekat rumah sakit tersebut, orang-orang mengenal dan tetap menyebutnya simpang Chaterin.(perdana/hm-06)

 

Related Articles

Latest Articles