8.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

PP Remaja Masjid DMI Gelar Webinar Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Masjid

Jakarta, MISTAR.ID

PP Perhimpunan Remaja Masjid DMI gelar webinar Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Masjid, bekerja sama dengan Disaster Management Center Dompet Duafa dan PP PRIMA DMI, menggelar webinar.

Kegiatan webinar berlangsung, Sabtu (13/3/21), menghadirkan kepala Pusat Pelatihan Pendidikan dan Pelatihan BNPB Berton Suar Pelita Panjaitan SKM.MHM.MPd dan Samsul Ardiansyah dari Officer kajian kebijakan pengembangan wakaf dompet dhuafa.

Acara tersebut dipandu langsung oleh staf Infokom DMC Dompet Dhuafa Desi Edian Sari, dan di ikuti oleh 51 peserta dari remaja masjid yang ada di Wilayah tanah Air.

Ahmad Rifai Perwakilan PP PRIMA DMI dalam pembukaan mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu langkah satuan tugas atau relawan remaja masjid untuk  merespon adanya bencana.

“Hal tersebut dikarenakan Masjid selama ini  menjadi salah satu  tempat sebagai penampungan bagi korban Bencana,” ujarnya singkat.

Baca Juga: Webinar Kaum Milineal, Tampilkan Bupati Karo Jadi Narasumber

Dikesempatan itu juga Perwakilan Dari DMC Dompet Dhuafa Lukman menuturkan jika dirinya menyambut baik adanya kegiatan ini, karena menurut dirinya masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah juga sebagai tempat melaksanakan kegiatan sosial.

“Kolaborasi  ini dapat kita bisa pola dengan berbagai macam pelatihan , dan juga dapat melakukan aktivitas relawan yang tangguh,” ujarnya

Oleh sebab itu kata Lukman, jika pihaknya siap memberikan kontribusi dan kerja sama untuk kegiatan selanjutnya.

Sementara itu,kepala  Pusat Pelatihan pendidikan  dan pelatihan BNPB Berton Suar Pelita Panjaitan SKM.MHM.MP.d, menjelaskan secara gamblang terkait siklus bumi hingga terjadinya bencana.

Baca Juga: Djarot Menjadi Narasumber Webinar Taruna Merah Putih

Dijelaskan Berton, adanya gempa apakah itu  bisa disebut bencana?, Dia menilai bencana gempa, letusan gunung api dan tsunami belum bisa disebut bencana, itu hanya fenomena alam yang bisa disebut sebagai ‘hazard’ atau ancam.

“Dikatakan bencana, jika ada kerusakan alam, harta benda merusak mata pencaharian , bahkan korban jiwa,” jelas Berton.

Dalam materinya,  Berton juga  memaparkan Definisi dan karekteristik Bencana Di Indonesia, selain itu dia juga menjelaskan management Bencana dan Inarisk.

Bukan hanya itu dirinya juga mendifinisikan rumah Ibadah Tangguh bencana yang mempunyai kriteria tiga pilar yaitu fasilitas tempat ibadah aman , managemen tempat ibadah dan pendidikan pengurangan Resiko Bencana.

Baca Juga: DPC Peradi Medan Gelar Webinar New Normal Pelayanan Hukum di Tengah Pandemi Covid-19

“Tiga pilar ini penting untuk membuat rumah ibadah kita tangguh dari bencana,” ucapnya.

Diakhir bahasan Berton berharap, apa yang yang disampaikannya hanya mentriger saja, bahwa semu pihak punya alat resiko bencana.

“Hal tersebut sangat berpengaruh kita mengambil keputusan  membangun  rumah dan membangun masjid ,dan  membuat keputusan di tingkat RT RW,” pungkas Berton.

Sedangkan pemateri kedua yang di bawakan oleh Officer kajian  kebijakan pengembangan wakaf dompet dhuafa.Samsul Ardiansyah mengetengahkan materi  mengenal rasa dasar penanggulangan bencana.

Baca Juga: SMK Negeri 2 Tebing Tinggi Terapkan Webinar di Masa Covid-19 

Didalam materinya Samsul menjelaskan jenis jenis bencana berdasarkan ancaman, menurutnya bencana ada yang berlangsung cepat (Rapid Onset) dan perlahan (Slow Onset).

“Ada dua jenis karakteristik bencana yaitu intensive risk yang merupakan resiko bencana yang mengacu resiko bencana tingkat keparahannya tinggi, sementara frekuensinya sedang hingga rendah,” ujar Samsul.

Dan karakteristik yang kedua, lanjut Samsul, Extensive Risk yaitu bencana yang risiko dan kejadian bencana yang berbahaya dengan tingkat keparahan rendah frekuensi tinggi dengan bahaya yang sangat terlokalisasi.

Pada kesempatan tersebut Samsul juga memberikan arahan kepada PP Prima DMI jika ingin melatih kesiapan penanggulangan bencana, yang dilatih adalah pengorganisasian dan pengelolaan secara terkoordinasi untuk menangani dampak dari bencana tersebut.

“Ada lima Siklus penanggulangan bencana yang dimulai dari tanggap darurat bencana, mitigasi, rehabilitasi, rekontruksi dan pemukihan,” terang Samsul

Dalam kegiatan tersebut Samsul juga menerangkan prinsip masjid aman bencana dengan membagi tiga kaidah seperti struktur yang aman , sistem kesiapsiagaan berbasis masjid dan kajian kesiapsiagaan dan respon bencana yang sistematis.

“Kita diingatkan oleh surat Al- Baqarah ayat 155 sampai 157, bahwa ikhtiar kita dalam keterlibatan upaya  penanggulangan bencana , karena kita memahami bencana itu adalah sunnahtullah,” tutup Samsul.

Diakhir acara sekertaris satuan tugas bencana PP PRIMA DMI Achmad Hafiz Huzaefah mengatakan akan ada rangkaian acara selanjutnya  serta tahapan jenjang dalam pelatihan kebencanaan berbasis masjid.  Serta acara ini didukung juga oleh Forum Kerohanian Islam Polbangtan Pepi Indonesia, Komunitas Ayo Tolong, dan Dompet Dhuafa Volunteer.(ril/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles