22 C
New York
Tuesday, April 30, 2024

YAICI Dorong Pemprovsu Tekan Kasus Stunting dengan Penyadaran Perilaku

Medan, MISTAR.ID

Pemerintah Sumatera Utara (Sumut) sudah membuat program untuk penanganan stunting. Dimana sebelumnya Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah telah mengumpulkan stakeholder pada 15 Juni lalu dalam upaya penurunan stunting di wilayah Sumut.

“Menurunkan angka stunting tidak bisa hanya pemerintah daerah saja, semua stakeholder dan masyarakat harus ikut berpartisipasi. Dengan kerjasama yang baik, kita optimis penurunan angka stunting sampai 14% di tahun 2024 bisa tercapai,” ujar Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah.

Akan tetapi, beberapa daerah masih jauh dari 14% sehingga di Sumut masih di atas 20%. Untuk itu, seluruh pihak diajak ikut berperan pada program stunting agar bisa tercapai atau kasusnya menurun di Sumut.

Baca juga: Musa Rajekshah Ajak Lintas Sektoral Turunkan Angka Stunting di Sumut

Seperti yang dilakukan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) di Sumut. Ketua Harian YAICI Arif Hidayat mengatakan pihaknya melakukan sosialisasi dengan penyadaran prilaku. Sebab berdasarkan survey yang dilakukan pihakny masih banyak petugas yang tidak memahami mengenai stunting.

“Artinya, literasi di Indonesia masih rendah mengenai pemahaman stunting. Termasuk ada petugas yang di lapangan di situ pengetahuan stuntingnya juga masih rendah. Bagaimana mereka bisa menyampaikan ke masyarakat sementara petugas sendiri belum paham,” katanya yang didampingi Ketua Bidang Advokasi YAICI, Yuli Supriati pada wartawan, Minggu (19/6/22).

Arif menuturkan, stunting sendiri bukan hanya karena pola makanan saja namun terdapat tentang pola asuh dan pengaruh lingkungan serta sanitasi. Sehingga solusi yang diperlukan adalah adanya komitmen semua pihak bukan hanya pemerintah saja tapi semua harus terlibat.

“Begitu juga masyarakat juga harus komitmen mau membawa anaknya ke Posyandu. Kalau tidak, yang akan terjadi penumpukan vitamin karena tidak dikonsumsi. Maka di sini penting juga penyadaran prilaku. Karena di seluruh Indonesia balum ada kami lihat penyadaran perilaku. Bagaimana capaian ini mau berhasil bila ini tidak dirubah,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Arif menuturkan sejauh ini untuk di Sumatera Utara YAICI bersama PP Aisyiyah telah berkomitmen untuk mengambil peran dalam upaya pencegahan stunting dan gizi buruk.

Baca juga: Tekan Angka Stunting, Pemkab Batu Bara Rembuk Stunting 2022

“YAICI melakukan edukasi gizi untuk kader PP Aisyiyah serta sosialisasi langsung ke masyarakat sebagai upaya peningkatan literasi gizi keluarga. Selain itu, dilakukan juga penggalian data dan informasi pola konsumsi masyarakat melalui survey dan wawancara langsung, dimana hasil dari kegiatan ini menjadi laporan dan rekomendasi penanganan stunting di masa mendatang,” terangnya.

Di Sumut sendiri, YAICI telah melakukan survey ke Kecamatan Stabat, Langkat pihaknya memberikan sosialisasikan di Kecamatan Pangkalan Brandan dan Besitang mengenai edukasi gizi ini. Ternyata disana masih ditemukan banyak kasus indikasi stunting.

“Padahal dari Dinkes setempat katanya angka stuntingnya nol persen tapi faktanya kami temukan ada satu wilayah di situ stuntingnya tinggi sekali,” sebut Arif.

Baca juga: Produksi Minyak Goreng Merah Diharapkan Bermanfaat Atasi Stunting

Diungkapkannya lagi, dari beberapa daerah yang dikunjungi, Provinsi Sumut memiliki peringkat ke 17 terbanyak stunting maka peringkat ini menunjukkan bahwa angka stunting di Sumut cukup tinggi.

“Seperti di Tapanuli sampai 40% prevalansi stuntingnya. Sehingga pemerintah sangat konsen dan berupaya untuk menurunkan angka stunting ini. Dan kami, menggandeng PP Aisyiyah untuk mensosialisasikan secara langsung ke masyarakat sebagai upaya peningkatan literasi gizi keluarga,” pungkasnya. (anita/hm09)

Related Articles

Latest Articles