9.1 C
New York
Friday, March 29, 2024

Waspadai Penyakit Mulut dan Kuku, Pemkab Toba Bentuk Satgas

Toba, MISTAR.ID

Mewaspadai penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak yang saat ini sedang mewabah, Pemkab Toba melalui Dinas Pertanian melakukan persiapan pencegahan, salah satunya akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku.

Satgas ini nantinya akan melibatkan Forkopimda, dokter hewan, Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan), Kepala Rumah Potong Hewan (RPH), tim kesehatan hewan dan stakeholder lainnya. Selanjutnya satgas akan melakukan cek poin pemeriksaan terhadap hewan-hewan yang masuk ke wilayah Toba maupun hewan peliharaan di Toba.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Toba melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Janriko M Pasaribu, Kamis (19/5/22).

Baca Juga:Antisipasi Penyebaran PMK, Polda Sumut Lakukan Pengecekan ke Lokasi Peternakan

Pengawasan PMK di Toba merupakan tindak lanjut rapat koordinasi (Rakor) bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terkait penanganan PMK yang dilaksanakan baru-baru ini di Medan.

“Rakor tingkat kabupaten sudah dilaksanakan dan saat ini kami tengah melakukan persiapan pembentukan Satgas Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku Kabupaten Toba,” terangnya.

PMK yang disebabkan virus RNA menular dan menyerang terhadap hewan berkuku belah di antaranya sapi, kerbau, kambing, domba, babi dan rusa.

Baca Juga:Tenaga Ahli MUI Sumut Bilang Begini Soal Hewan Kurban Terjangkit PMK

Untuk kewaspadaan awal akan dilakukan pemeriksaan ternak kerbau yang berasal dari luar Kabupaten Toba, yang diperjualbelikan di Pasar Balige pada hari Jumat.

“Kita akan lakukan pemeriksaan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Jika pemilik atau pedagang hewan tidak memiliki SKKH, akan dikembalikan ke daerah asal,” sebut Janriko.

Gejala klinis PMK pada hewan di antaranya demam di atas 40 derajat celsius, tidak nafsu makan, lepuh pada bagian hidung, lidah, mulut dan kuku, air liur keluar secara berlebihan, keluar leleran dari hidung, hewan lebih sering berbaring dan terdapat luka pada kuku hingga lepas.

“Jika gejala klinis ini ditemukan, kami imbau agar pemilik hewan segera menginformasikan kepada UPTD Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) setempat, tim kesehatan hewan, petugas penyuluh maupun ke Dinas Pertanian Toba,” pungkas Janriko. (james/hm14)

Related Articles

Latest Articles