10.2 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Total Covid-19 di Sumut Kini 1.551 Kasus

Medan, MISTAR.ID

Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Sumut dr Aris Yudhariansyah kembali menyampaikan kasus positif Covid-19 di Sumut mengalami peningkatan.

Berdasarkan rangkuman yang dilakukan tim GTPP Provinsi Sumut pada, Selasa (30/6/2020) jumlah kasus positif Covid-19 telah mengalami peningkatan sebesar 71 kasus. Sehingga total Covid-19 kini 1.551 kasus dari sebelumnya 1.480.

“Selain kasus positif yang meningkat, peningkatan juga terjadi pada Orang Dalam Pemantauan (ODP) yakni sebanyak 319 orang. Sebelumnya angka ODP ini hanya sebesar 1.071 kini sudah mencapai 1.390 orang. Sedangkan untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) jumlahnya turun 16 kasus dari 228 menjadi 212. Untuk pasien yang meninggal, sampai sejauh ini angkanya tidak berubah atau tetap diangka 92 orang,” katanya.

Baca Juga:67.301 Siswa Lulus PPDB Tahap II, Kuota SMA/SMKN di Sumut Masih Kurang 22.045 Siswa

Begitupun, Aris menuturkan pertambahan juga terjadi pada pasien sembuh dari Covid-19 di Sumut. Sebanyak 5 orang lagi penderita Covid-19 yang dinyatakan sembuh. “Sehingga totalnya kini naik dari 400 menjadi 405 orang,” jelasnya.

Dari data ini, terang Aris, saat ini sudah ada 28 Kabupaten/Kota di Sumut yang telah terpapar Covid-19. Menurutnya, hal ini menggambarkan bahwa disiplin kepatuhan untuk menjalankan protokol kesehatan masih belum dijalankan dengan baik.

“Di pasar adalah tempat yang paling rawan untuk terjadi penularan. Karenanya Gugus Tugas telah bekerjasama dengan OPD untuk melakukan sosialisasi tentang protokol kesehatan agar dipastikan semua pengunjung dan penjual di pasar bisa menjalankan protokol kesehatan dengan baik,” terangnya.

Baca Juga:DPRD Sumut Minta Pengutipan Sumbangan Siswa MAN Dievaluasi

Dalam kesempatan ini, Aris juga menyampaikan, bahwasanya kesehatan adalah harta yang terpenting terutama di masa pandemi ini. Pemerintah, kata dia, sebetulnya sudah lama mempromosikan pola masyarakat hidup sehat yang disebut Germas.

Aris menuturkan, komponen pertama pada Germas ini, adalah melakukan olahraga, karena dianggap dapat mengoptimalkan daya tahan tubuh. Tapi di masa pandemi Covid-19, olahraga harus disesuaikan dengan tingkat resiko, dan resiko rendah terhadap kemungkinan terpapar virus corona adalah melakukan olahraga di rumah.

Sedangkan resiko tinggi, lanjut dia, apabila olahraga dilakukan ditempat umum dan berkelompok serta menggunakan peralatan yang bergantian. Apabila mempunyai penyakit seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan ginjal atau penyakit auto imun dan yang sedang hamil sebaiknya hindari olahraga tipe ini.

“Namun dalam kondisi adaptasi kebiasaan baru (new normal), olahraga yang dilakukan bersama dan menggunakan sarana umum akan mulai meningkat kembali,” tuturnya.

Aris sendiri mengaku memang mempersilakan hal itu dilakukan, asalkan harus tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19. “Seperti, olahraga dilakukan tanpa berpindah tempat atau olahraga dilakukan dengan posisi sejajar dan berjarak dua meter,” ujarnya.

Akan tetapi bila olahraga dilakukan dengan berjalan kaki berjarak, jarak yang harus dilakukan dengan orang di depannya ialah kurang lebih lima meter. Selanjutnya bila berlari agar berjarak sejauh 10 meter, kemudian untuk yang bersepeda berjarak 20 meter dengan orang yang berada di depannya.

“Setelah berolahraga pastikan untuk selalu mencuci tangan, mandi, ganti pakaian, bersihkan seluruh alat olahraga dan barang bawaan seperti handphone, kacamata, tas dan barang lainnya dengan cairan disinfektan. Karena tujuan olahraga itu adalah untuk sehat dan badan kita kuat, sehingga kita lawan Covid-19 dengan kekebalan tubuh yang prima,” pungkasnya. (anita/hm01)

Related Articles

Latest Articles