7.4 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Tasya Simanjuntak Si Perancang Busana Asal Taput Ini, Lestarikan Warisan Lelulur

Taput, MISTAR.ID

Sosok Anastasya Carles Angel Simanjuntak tak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya, gadis belia yang masih berusia 23 tahun ini, dianugerahi talenta yang sangat luar biasa.

Tasya panggilan akrabnya, sekarang tinggal di Silangkitang, Kecamatan Sipoholon Tapanuli Utara, Sumatra Utara ini, telah membuktikan dirinya sosok perancang busana yang melestarikan warisan lelulurnya dengan mengelaborasikan kain tenunan ulos yang modis dan bernuansa kekinian. Segudang prestasi yang diraihnya melalui tempat sanggar seninya yang didirikanya tersebut, membuat dirinya terkenal dan mendunia.

Kepada Mistar, Jumat (30/10/20), Tasya menceritakan bahwa dirinya tidak memiliki ilmu fashion dan rancang busana dari lembaga pendidikan tinggi formal. Ia hanya lulusan dari bangku SMA dan melanjutkan kursus menjahit.

Namun diperjalanan karya seninya, talentanya pun semakin diasah, untuk menghasilkan rancangan busana bernilai seni, inovatif dan trendy. Pun, dia memperkaya ilmunya dengan program-program virtual dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi daring, yang sesuai dengan substansi karya budaya dan mempadupandankan dengan nuansa kekinian.

Baca juga: Taput Tandatangani Pinjaman PEN

Lantas atas karyanya, pada bulan September 2020, ia ikut berpartisipasi dalam Fashion Show bertema “Kain Tradisional” yang diselenggarakan oleh UNESCO dan CITI Foundation di Jogjakarta. Ajang ini pun dimanfaatkan Tasya, untuk memantik adrenalinya semakin berkarya dan berinovasi.

Seabreg pengalaman pun diraihnya. Lewat Sanggar Seni “ACAS MODE”, singkatan dari namanya sendiri, ia mewakili Taput mengikuti pelatihan kewirausahaan
didang Bordir dan Payet, yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara.

Kemudian, pada Februari 2019, mengikuti Kelas Fashion Drawing oleh Junot Hutabarat di Samosir Cottage Parapat. Berlanjut pada April 2019, mengikuti Kelas Fashion Drawing dan Pembuatan bustier oleh Junot Hutabarat di Medan.

Lantas apa mendorongnya sehingga menggeluti karya rancang busana itu. Tasya menyebutkan, Ulos dengan nilai tradisi leluhur Suku Batak yang melekat di dalamnya, telah mendorongnya melirik ruang kreasi rancang busana yang tidak pernah tergerus jaman itu.

Baca juga: Cartridge Kosong Di RSU Tarutung, Kaum Milenial Desak Pusat Dengar Keluhan Pemda Taput

“Yah, saya terdorong untuk melestarikan budaya dan tenun tradisional kita, yaitu ulos.,” kata Tasya menjawab Mistar.

“Karna ulos itukan, telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda di Indonesia. Maka dari itu saya kreasikan dengan busana indah dan trendi, agar digandrungi semua lapisan masyarakat, termasuk kaum milenial,” sambung Tasya.

Ia juga tidak menampik, bahwa dengan tampilan busana hasil rancangannya, akan beriring untuk dapat dikampanyekan sebagai gerakan bersama untuk mencintai ulos.

Resep keberlanjutan karyamu? “Saya mau tidak mau lelap di tengah pandemi covid-19 ini. Saat sebahagian besar mengalami keterpurukan dan ruang terbatas mengekspresikan karya-karya seni, terutama di kelompok milenial, saya akan tetap bersemangat melahirkan karya,” ucapnya.

Baca juga: Tingkatkan Imunitas, Tahanan Polsek Helvetia Berjemur

Menurut Tasya, akan tetap konsern membuka peluang berkegiatan dengan melakukan inovasi rancang busana berbahan dan berbalut tenunan ulos itu.

Di cerita lain, ada spirit yang dia peroleh bersama rekan sesama perancang, dari Ketua Dekranasda Taput Satika Simamora, yang juga istri Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, yang mengapresiasi usaha usaha perancang muda asal daerah itu.

“Selaku Ketua Dekranasda, Ibu Satika mendukung dan memotivasi perancang-perancang seperti kami, agar tetap berkarya dan selalu menjaga nilai-nilai luhur budaya Batak, melalui kreasi Ulosyang di padu dalam busana rancangan,” tutur Tasya.

Kini, melalui karya-karyanya, Tasya pun semakin dikenal telah turut ambil andil melestarikan Ulos Batak sebagai turunan tradisi, melalui sentuhan tangannya dengan memadupadankan kain tenunan ulos ke busana rancangan.

Baca juga: Warga Taput Positif Covid-19 Bertambah 7 Orang

“Sebenarnya sih, ada beberapa yang ingin belajar sama saya tentang pembuatannya. Tapi blom bisa terima, karena belum sempat, karna banyak pekerjaan saya dalam garapan busana ini, dan itu masih saya lakukan sndiri. Mungkin saya harus belajar lagi, agar ilmu ini bisa saya telorkan kepada yang lain,” kata Tasya polos.(Jan/hm07).

Related Articles

Latest Articles