12.9 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Stok Daging Sapi Di Sumut Mencukupi, Rp120 Ribu Per Kg

Medan, MISTAR.ID

Belakangan, terdengar kabar bahwa sejumlah pedagang daging di wilayah Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya mogok berjualan selama tiga hari, lantaran harga daging yang kian mahal. Kondisi ini berbeda di wilayah Sumatera Utara (Sumut). Di mana stok daging sapi untuk wilayah ini masih cukup aman.

Informasi dihimpun dari Badan Urusan Logistik (Bulog) Sumut memastikan bahwa stok daging cukup untuk memenuhi pasokan dan kebutuhan masyarakat. Dengan total persedian mencapai 10,2 ton, dengan harga Rp90 ribu per kilogram. “Dengan stok mencukupi ini, Bulog siap menjaga kestabilan harga daging sapi di Sumut khusus di Kota Medan,” kata Humas Bulog Sumut, Karni Lubis, Kamis (21/1/21).

Untuk pasokan daging sapi, sambung Karni, selalu terjaga dengan baik karena dapat dipasok dari peternak lokal di Sumut. “Untuk stok, tentu selain di Bulog ada juga di masyarakat yaitu daging sapi hasil ternakan lokal,” jelasnya.

Baca Juga:Harga Daging Sapi Melonjak Rp160 Ribu Per Kg

Selain daging sapi, Karni Lubis mengungkapkan Bulog Sumut juga memiliki stok daging kerbau beku dengan total mencapai 22,9 ton. “Jadi untuk kebutuhan daging sepertinya masih aman,” ungkapnya.

Berdasarkan data dari Portal Info Pangan Kota Medan di sikap.pemkomedan.go.id, harga daging sapi di pasar tradisional di Provinsi Sumut dibandrol Rp120 ribu per kilogram.

Terpisah, Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan harga daging sapi masih dalam kategori normal sepanjang pasokan masih mencukupi di tingkat pedagang di pasar tradisional di Kota Medan. “Namun, dari hasil pantauan saya dan setelah berdiskusi dengan sejumlah pengusaha sapi di Sumut, harga daging sapi di daerah ini akan tetap aman (normal),” sebut Gunawan.

Baca Juga:Indonesia Akan Impor Daging Dari Brasil Dan India

Tetapi meski stok sapi di Sumut khususnya Medan cukup, namun pihaknya menemukan beberapa masalah yang membuat pengusaha daging sapi mengalami kesulitan di tengah pandemi Covid-19.

“Yang paling terlihat adalah tren konsumsi daging sapi yang belakangan melemah. Daya beli yang terpuruk selama pandemi membuat penjualan daging sapi mengalami penurunan. Hal ini memicu sejumlah pengusaha tidak memaksimalkan kuota impor daging sapi. Sehingga berdampak pada penurunan stok sapi potong itu sendiri,” pungkas Gunawan. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles