10.5 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Setelah Gempa Bumi, HKBP Pansurnapitu Beribadah di Luar, GKPI Simorangkir di Rumah

Taput, MISTAR.ID

Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Simorangkir, Kecamatan Siatas Barita, Tapanuli Utara, Minggu siang (2/10/22) terpaksa menghentikan pelaksanaan ibadah di dalam  gereja, dan menggantikannya di rumah masing-masing.

Kebijakan ini ditempuh mengingat kondisi gereja yang mengalami kerusakan di bagian depan bangunan, plafon dan tiang penyangga utama balkon. Padahal bangunan ini baru selesai dibangun dan direnovasi sekitar dua tahun lalu.

Gereja inipun tidak memiliki pelataran yang luas, lantas untuk kapasitas menampung jemaat jika sekiranya ibadah dilakukan di luar gereja, tidak memungkinkan.

Baca Juga:Gempa Taput, Ephorus HKBP Sampaikan Turut Berduka dan Ajak Warga Saling Menolong

“Kita terpaksa mengambil keputusan agar jemaat beribadah di rumah masing masing saja. Tertib acara (panduan ibadah) sudah kita bagikan kemarin kepada setiap keluarga,” kata Guru Jemaat GKPI Simorangkir Pdt Harly Simorangkir.

Kendati demikian, kata Harly, pihaknya akan segera melakukan pertemuan dengan pengurus gereja dan jemaat untuk segera memperbaiki bagian bangunan yang telah rusak.

“Biayanya tidak sedikit, jadi harus kita persiapkan, dan kita sangat membutuhkan donasi untuk memulihkannya,” ujar Harly.

Baca Juga:Pasca Gempa Taput, Gubernur Sumut Kirim Bantuan dan Tim Tanggap Bencana

Kondisi serupa juga terjadi di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pansurnapitu, Kecamatan Siatas Barita. Jemaat di sini memilih melakukan ibadah di luar ruangan gereja (pelataran). Beruntung, gereja ini memiliki pekarangan yang cukup luas, sehingga memungkinkan memasang tratak sebagai lokasi ibadah.

Gereja HKBP Pansurnapitu merupakan salah satu gereja terbesar di wilayah Kecamatan Siatas Barita, dengan jumlah jemaat kurang lebih 900 jiwa.

Biasanya, mereka melakukan dua kali ibadah setiap minggunya. Namun setelah kerusakan yang terjadi terhadap bangunan akibat gempa bumi kemarin, ibadah pun dilakukan satu kali saja.

Baca Juga:Gempa Bumi Susulan Kembali Terjadi di Taput, BMKG Catat Ada 95 Kejadian

“Bukan hanya waspada. Tapi kita tidak mau ambil resiko untuk beribadah di dalam gereja, terpaksa kita lakukan di luar,” ujar penatua gereja St Parlinggoman Panggabean, sembari mengajak jurnalis Mistar meninjau titik-titik kerusakan bagian bangunan gereja.

“Jadi, tiang penyangga utama bangunan sudah turun beberapa sentimeter, bangunan plafon juga sudah hancur, kaca kaca jendela dan kaca jendela di belakang mimbar serta pondasi menara juga sudah turun. Kita perkirakan, sekali lagi getaran gempa akan runtuh,” ungkapnya.

Dilaporkan, peristiwa gempa bumi di wilayah Tapanuli Utara berkekuatan 6.0 SR di kedalaman 10 kilometer yang terjadi kemarin, menghancurkan ratusan sarana umum dan infrastruktur jalan, rumah penduduk dan puluhan bangunan rumah ibadah. Saat ini Pemkab Taput masih melakukan inventarisir terhadap kerugian yang dialami. (jan piter/hm14)

Related Articles

Latest Articles