13.6 C
New York
Friday, April 26, 2024

Review Akhir Tahun: Sisa Terkonfirmasi Covid-19 di Batu Bara 39 Orang, Belajar Tatap Muka Diundur

Batu Bara, MISTAR.ID

Mengakhiri tahun 2020, Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara menggelar rapat review akuntabilitas pelaksanaan penanganan Covid-19 bertempat di Aula Kantor Dinas Kesehatan Batu Bara, Rabu (30/12/20) petang.

“Rapat akhir tahun adalah untuk mereview pelaksanaan penanganan Covid-19 lebih kurang berjalan satu tahun yaitu dari Maret, Mei, Juni, Juli hingga Desember 2020, sehingga kita diberikan pelajaran bagaimana penanganan Covid-19 yang kita lakukan,” kata Kadis Kesehatan Batu Bara drg Wahid Khusairy (foto) kepada wartawan usai rapat.

Menurut Wahid, hingga tanggal 30 Desember, tercatat 279 kasus terkonfirmasi positif di Kabupaten Batu Bara atau mengalami kenaikan 20 orang dibanding sehari sebelumnya.

Sisa Terkonfirmasi 39 Orang

Dari 279 reaktif/positif Covid-19 telah dinyatakan sembuh sebanyak 232 orang, yang meninggal sebanyak 8 orang dan sisanya yang terkonfirmasi positif sebanyak 39 orang sedang menjalani perawatan atau isolasi.

Baca Juga: Selama Covid-19, Poldasu Dirikan 286 Kampung Paten

Terkait pelaku perjalanan, Juru bicara Satgas Covid-19 Batu Bara menyebutkan, rata-ratanya 42 orang. Sementara kemampuan testing hanya 26 orang perhari, padahal seharusnya 57 orang perhari bila dibandingkan dengan sekitar 400 ribu jiwa lebih penduduk Kabupaten Batu Bara.

“Sehingga angka positif rentan rata-rata Kabupaten Batu Bara masih berada di bawah rata-rata normal 10 persen,” papar drg. Wahid.

Wahid juga memaparkan perjalanan Covid-19 di Kabupaten Batu Bara tahun 2020, sekaligus membicarakan langkah yang harus dilakukan pada tahun 2021 nanti.

Baca Juga: Desember 2020, Kasus Aktif Covid-19 Naik 55 Persen

Sampai saat ini diakui drg Wahid, sudah banyak masyarakat yang menyadari pentingnya 3 M, meski begitu masih banyak juga yang tidak memahami apa itu penyebaran Covid-19.

“Ini tugas kita bersama Puskesmas untuk antisipasi dan kedepannya dengan  memberikan vaksin ke masyarakat. Ingat virus Covid-19 belum tau kita kapan berakhirnya, jangan kita anggap dengan sudah adanya vaksin lantas Covid-19 langsung hilang. Itu belum tentu,” ungkapnya.

Review tentang penanganan Covid-19, lanjut Wahid, bertujuan untuk pelaksanaan program-program kesehatan dan sebagai ujung tombaknya adalah Puskesmas.

Baca Juga: Awas! Pengguna Transportasi Umum Berisiko Besar Terpapar Covid-19

Dan seluruh pihak diingatkannya untuk selalu siaga, jangan teledor serta selalu melakukan penanganan yang baik dan benar.

“Kita sudah ada posko terpadu dengan pihak-pihak Forkompinda sehingga nanti bisa dikondisikan dengan baik demikian juga Puskesmas saya instruksikan tetap buka dalam masa libur ini,” tukasnya meningatkan.

Terkait adanya pelanggaran yang dilakukan, dikatakan drg Wahid Khusairy, terakhir Kabupaten Batu Bara masih dalam kategori kuning dengan risiko rendah, tapi tetap berupaya menekan agar tidak lagi ada kasus.

“Yang utama bagaimana kasus yang ada itu bisa terkendali dengan baik,” imbuhnya.

Belajar Tatap Muka Diundur

Mengenai wacana belajar mengajar tatap muka di Kabupaten Batu Bara menurut Kadis Kesehatan masih akan dipertimbangkan daerah dengan berkoordinasi ke Provinsi Sumut.

Ditambahkannya, meski sebenarnya Batu Bara sudah mulai belajar tatap muka secara terbatas dan tidak bisa semua sama, pihaknya masih melihat keadaannya.

Di kawasan kota mungkin masyarakatnya sudah memiliki teknologi yang baik, punya HP dan masyarakat lebih tertib serta anak-anaknya sudah lebih terdidik.

“Kalau kita di sini anak-anak libur sekolah ikut nelayan, ikut membantu orangtuanya melaut bukan belajar. Tapi kalau di kota-kota dengan Android dengan hati yang dimiliki anak-anak dibantu orang tua bisa belajar di rumah. Tapi kalau kita di kampung-kampung kan itu yang agak menjadi hambatan kita,” ujar Kadis Kesehatan.

Disebutkan lagi, ada klaster daerah-daerah yang tidak bisa semua disamaratakan lokasi sekolahnya. Sekolah bisa dilakukan tapi berganti-gantian dengan tetap melakukan protokol kesehatan. Jikalau kapasitas ruangan kelas 40 orang, maka yang boleh hanya 20 orang dalam satu ruang kelas.

Kepada peserta rapat drg Wahid menyampaikan hasil rapat virtual dengan Dinas Kesehatan Provsu dan Dinas Pendidikan Provsu yang merencanakan proses belajar mengajar tatap muka kemungkinan masih diundur sampai Februari 2021.(ebson/hm02)

 

 

 

Related Articles

Latest Articles