7.3 C
New York
Friday, March 29, 2024

Psikolog: Ekonomi Sedang Sulit, Pungli Meresahkan Masyarakat

Medan, MISTAR.ID

Psikolog Irna Minauli menilai banyaknya aksi pungutan liar (pungli) yang terjadi di Kota Medan pada dasarnya dilakukan oleh oknum yang bergabung dalam salah satu organisasi masyarakat sehingga mereka merasa terlindungi.

“Aksi mereka tentu saja meresahkan masyarakat karena harus membayar sejumlah uang sementara kondisi ekonomi sedang sulit seperti sekarang ini,” ujar Irna saat dimintai tanggapannya, Senin (27/9/21).

Menurut Irna, oknum atau bisa dikatakan preman yang biasa memalak para penjual umumnya adalah para pengangguran yang melakukan pemerasan demi mendapatkan nafkah.

Baca Juga:Praktik Pungli di Jalan Krakatau Simpang Cemara Medan Meresahkan

“Kita tidak bicara soal sulitnya kebutuhan ekonomi saat ini. Dari zaman dahulu juga banyak preman,” katanya.

Irna berpendapat, fenomena yang menarik justru adalah mulai tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk melawan aksi premanisme tersebut dengan sengaja merekam.

“Dengan bantuan media sosial, aksi kejahatan tersebut dapat cepat terungkap dan masyarakat juga menjadi semakin percaya diri untuk melakukan perlawanan,” sebutnya.

Baca Juga:Viral Geng ABG Pungli dan Lempari Mobil di Pintu Tol Belawan

Dikatakan Irna, pada umumnya para preman berdalih melakukan pemerasan dengan alasan uang keamanan. Mereka seolah yang menentukan keamanan di wilayah tersebut.

Untungnya, kata Irna, dengan adanya ajakan dari aparat keamanan untuk melaporkan setiap tindakan premanisme ini membuat masyarakat juga merasa terlindungi dan memiliki dasar hukum untuk melakukannya.

Baca Juga:Pelaku Pungli Minta Jatah Angkut Barang Diciduk

“Mengingat akar masalah dari premanisme adalah masalah ekonomi, tampaknya perlu dipikirkan untuk menampung para pengangguran ini sehingga tidak terjadi hal-hal yang semakin meresahkan masyarakat,” pungkasnya.

Seperti diketahui, belakangan ini banyak pelaku pungli atau pemalakan yang diamankan polisi di Medan. Pelaku biasanya memangsa para pedagang, warga, maupun para pekerja angkutan saat bongkar muat. (ial/hm14)

Related Articles

Latest Articles