15.9 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Petani Karet Mengeluh di Langkat

Langkat, MISTAR.ID

Petani karet di Langkat mulai bersemi, sehingga menimbulkan kegairahan dan semangai, kini tampaknya terganjal oleh cuaca ekstrim. Padahal harga jual saat ini tengah merangkak naik dan mulai membaik.

Dikarenakan cuaca yang ekstrim, cukup merepotkan sehingga petani kewalahan melakukan penyesuaian. Hal itu diuraikan S Narta Tarigan, salah seorang pemilik lahan karet di Jalan Berdikari di Pajak getah Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Minggu, (22/11/20).

Menurutnya, curah hujan yang tidak menentu sangat mengusik kegiatan penyadap/deres. “Bayangkan saja, jika hujan turun di malam hari, maka setidaknya pukul 09.00 Wib keesokan harinya, baru bisa memulai bekerja,” ujarnya.

Menjelang tengah hari, tuturnya hujan turun lagi. “Belum selesai menyadap maka penderes akan pontang-panting di lapangan menyelamatkan produksi kerja,” katanya.

Baca juga: Langkat Terpilih Sebagai Nominator TPAKD Award 2020

Biasanya karet yang sudah dideres bisa langsung dikentalkan dengan menggunakan bahan sejenis cuka. Jika tidak, latek karet cair akan menjadi air dan tidak menghasilkan apa -apa, beber Tarigan.

Kerepotan juga sering dialami saat selesai menyadap dan meninggalkan lahan namun tiba-tiba turun hujan. “Terpaksa kembali mengemasi jika kerjaannya tidak ingin sia-sia,” ujarnya.

Ketika disinggung tentang nilai jual dipasaran, Tarigan mengaku saat ini mencapai Rp9.500/kg. Harga tersebut sudah mengalami kenaikan, meski belum memuaskan tetapi setidaknya telah terlihat ada perubahan. Dan penghasilan karert tersebut, setelah biaya lansir dikeluarkan hasil dibagi dua antara pekerja dan pemilik lahan/majikan.

“Kita petani karet masih tetap berharap adanya penyesuaian harga jual, pernah jaya hingga diatas Rp18,000/kg,” tutup Tarigan. (boy/hm07)

Related Articles

Latest Articles