9 C
New York
Monday, April 22, 2024

Perajin Batu Bata di Deli Serdang Menjerit, Ini Pemicunya

Lubuk Pakam, MISTAR.ID

Harga batu bata di Kabupaten Deli Serdang, Sumut melonjak tajam. Pasalnya, bahan baku berupa tanah galong dan tanah merah semakin sulit didapat para perajin. Hal itu disebabkan musim penghujan, sehingga pasokan bahan baku ikut terkendala.

Bahkan, harga batu bata dikilang perajin sudah mencapai Rp340 per buah. Padahal sebelumnya hanya sekitar Rp270. Sedangkan jika pengiriman saat ini sampai ke Lubuk Pakam yang merupakan Ibu Kota Deli Serdang sudah mencapai Rp400. Sementara untuk daerah Medan sekitarnya antara Rp430 hingga Rp450.

Menurut Bambang Hermanto, salah seorang perajin batu bata di Kecamatan Pagar Merbau yang berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Pakam, naiknya harga batu bata tersebut sudah sekira satu bulan lebih.

“Sekitar satu bulan ini kita kewalahan memenuhi permintaan para pelanggan. Kalaupun ada orderan, beberapa hari baru bisa dikirim. Semua itu karena bahan baku susah didapat, sehingga produksi kita juga jauh menurun.

Baca juga: Mewakili Sumatera, Deli Serdang Raih TPID Berprestasi Tingkat Nasional

Penyebabnya karena musim hujan, sehingga pasokan bahan baku tidak lancar. Padahal mulai bulan ini permintaan batu cukup banyak,” kata Hermanto kepada Mistar, Selasa (27/10/20).

Kendala lainnya, tambah Hermanto, susahnya pengeringan batu usai dicetak. Penyebabnya karena terik matahari yang kurang. Padahal, proses penjemuran batu yang baru dicetak sekira 4 hingga 5 hari.

“Untung hari ini cuaca panas, kalau nggak makin lama batu baru bisa kering. Jika batu sudah kering,baru kita bakar. Lama pembakarakan hampir 3 hari,” papar Herman.

Hal senada juga dikatakan Sidar salah seorang perajin batu bata di Desa Pasar V Kebun Kelapa, Kecamatan Beringin, bahwa minimnya pasokan bahan baku tanah galong dan tanah merah membuat produksi mengalami kendala.

Baca juga: Coffee Morning dengan WUPDS G-17, Kapolresta Deli Serdang Kenalkan Kasat Lantas

“Kalau kondisi seperti ini memang harga batu bata sangat melonjak. Soalnya, bahan baku juga susah kita dapat. Untuk proses penjemuran saja butuh waktu yang lebih lama karena panas yang kurang,” ujat Sidar.

Dijelaskannya, proses pembuatan batu bata mulai dari cetak hingga bongkar membutuhkan waktu sekira 15 hari. Jika cuaca hujan, maka waktu yang dibutuhkan bisa lebih lama lagi. Sementara jumlah batu bata setiap kali bakar dikilangnya bisa sebanyak 50.000 batu bata.

“Hari ini kami baru bisa membakar. Proses pembakaran sekira 2 hari lebih. Selah itu tidak bisa langsung dibongkar karena masih panas. Makanya kita tunggu hingga 4 hari baru bongkar,” jelasnya. (rinaldi/hm07)

Related Articles

Latest Articles