18.9 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Penyebab Data Covid-19 Berbeda di Pusat dan Daerah, Ini Kata Gubsu

Medan, MISTAR.ID

Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi mengungkap penyebab tidak sinkronnya data Covid-19 di daerah dengan data di pusat. Perbedaan data Covid-19 di daerah dengan data di pusat mengemuka beberapa waktu belakangan ini.

Sebagai contoh, pada 12 September kemarin, berdasarkan data di pusat, terjadi penambahan kasus Covid-19 di Sumut sebanyak 281 kasus. Sementara data di Pemprov Sumut, hanya 177 kasus.

Gubernur kemudian mengungkap penyebab tidak sinkronnya data ini. “Dari pusat itu masih pakai antigen yang dimasukkan ke data. Tetapi lebih cenderung di provinsi, kabupaten dan kota yang dimasukkan adalah yang swab PCR untuk labfor bukan antigen, jadi dia berbeda,” kata Edy, Senin (13/9/21).

Baca Juga:Bobby:Pemprovsu Tak Pernah Share Data Covid-19 ke Pemko Medan

“Menurut orang di daerah, kalau sudah antigen, dia dinyatakan reaktif. Dia ditindaklanjuti dengan swab PCR sehingga kalau ini dilaporkan (swab PCR), ini dilaporkan (swab antigen) menjadi double. Inilah yg sering berbeda,” jelasnya.

Namun meski begitu, Edy meminta persoalan perbedaan data ini tidak dibesar-besarkan.
“Yang paling penting kalian bisa rasakan perubahan dari dua-tiga minggu yang lalu. Kita berharap hari ke hari semakin berubah, semakin sedikit,” ungkapnya.

Tren positif ini bisa dilihat dari posisi BOR yang saat ini berada di kisaran 19 persen. Enam minggu lalu, BOR Sumut berada di kisaran 80 persen. “Untuk ICU berada di 28 persen per hari ini. Itu adalah tanda otentik rakyat kita yang sakit makin berkurang,” jelasnya.

“Kedua, kuburan. Karena setiap yang dikubur terpapar Covid-19 itu dananya sampai Rp5 juta. Semakin uang ini tak keluar, berarti semakin sedikit yang meninggal. Perkara laporan ada beda sedikit, tak usah diributkan. Yang penting rakyat kita sehat,” tandasnya. (iskandar/hm12)

Related Articles

Latest Articles