19.1 C
New York
Monday, April 29, 2024

Penganiayaan Petani Sei Kepayang, Pospera Desak Polisi Tangkap Aktor Intelektual

Tanjungbalai, MISTAR.ID

Ketua DPD Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Sumatera Utara (Sumut), Liston Hutajulu bersama Ketua DPC Pospera Kabupaten Asahan, Atong Sigalingging bersama sejumlah masyarakat Sei Kepayang Kabupaten Asahan dan korban penganiayaan mendesak Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu) dan Polres Asahan mengusut tuntas dan menangkap dalang kekerasan terhadap petani, Selasa (11/1/22).

Penganiayaan terhadap petani terjadi di Dusun XIV, Blok 13 Desa Perbangunan Kecamatan Sei kepayang Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara pada hari Minggu (9/1/2022) dini hari lalu. Penganiayaan ini terjadi dalam konflik penguasaan lahan antara petani dengan preman.

Liston Hatajulu menyampaikan aksi penganiayaan terhadap petani sudah sering terjadi, dan sudah banyak LP masyarakat yang didampingi Pospera ke kepolisian Polres Asahan. Terhitung mulai tahun 2017- 2018, 2019, 2021 dan 2022.

Baca juga:Dipicu Kasus Penyerobotan Lahan, Warga Dua Desa Kecamatan Pagaran Demo PT MIK

“Inilah yang sekarang menjadi keresahan petani, sebab persoalan kasus konflik yang terjadi di Kecamatan Sei Kepayang, Desa Perbangunan sejak dulu sampai sekarang tidak bisa diproses secara hukum. Sehingga petani meminta pendampingan kepada Pospera untuk mencari perlindungan hukum dan keadilan,” katanya.

“Konflik antara sekelompok preman dengan petani sering terjadi selama ini. Kepolisian khususnya Polres Asahan harus bisa mengungkap dan menangkap aktor aksi kekerasan ini. Kita desak kepolisian agar mengangkat dalang siapa aktornya. Dan hari ini sudah kita dapat berita kawan-kawan tadi, bahwa dua orang sudah ditangkap tetapi ini bukan menjadi akhir segalanya,” ujar Liston.

Untuk itu, lanjutnya, kita tetap meminta Polda Sumatera Utara dan Polres Asahan untuk mengusut tuntas siapa dalang dalam persoalan ini.

Aksi kekerasan terhadap petani dilakukan oleh 40 orang pelaku. Aksi ini sudah terkonsep dengan rapi. Bagaimana cara penyerangan dilakukan hingga beberapa orang petani dianiaya saat tidur. Nah melihat ini tentu ada aktornya,” ujar Liston.

Dan jika dalang dari aksi kekerasan ini belum tertangkap, kata Liston, Pospera bersama masyarakat petani sebagai korban akan turun ke Polda Sumatera Utara untuk mendesak Kapoldasu yang mengungkap siapa pelaku aksi kekerasan ini.

“Jadi kita akan tetap mainkan nanti bentuk aksi di Polda Sumatera Utara dalam waktu dekat ini, jika Polres Asahan tidak mampu mengungkap kasus ini,” katanya.

Liston Hatajulu, juga meminta Bupati Asahan untuk menyurati Kementerian Kehutanan agar konflik antara sekelompok preman dengan petani ini tidak terus berlanjut.

Baca juga:Selama Nataru, Konsumsi BBM Naik 8.515 KL Per Hari

Sementara itu korban kekerasan preman Nainggolan didampingi Edison Harianja juga korban lainnya menyatakan Kekerasan yang dilakukan preman terjadi saat mereka masuk ke lahan masing-masing yang selama ini dikuasai sekelompok preman tersebut.

“Kami dapat serangan intimidasi dari diduga adanya anggota sekelompok preman. Saya berkomitmen tidak akan keluar dari lahan tersebut karena ini lahan kami, tidak ada yang berhak melarang kami untuk masuk Areal kami. Sehingga para preman itu dengan sengaja menyerang kami saat tengah malam, ketika kami sedang tidur di lokasi lahan kami. Akibatnya, saya mengalami luka luka serius dan oyong kepala karena mendapat pukulan keras dari preman itu, “terang Nainggolan kepada wartawan.

Sampai berita diterbitkan, Kasatreskrim Polres Asahan belum dapat dikonfirmasi.(saufi/hm01)

Related Articles

Latest Articles