13.3 C
New York
Friday, May 10, 2024

Mahasiswa di Asahan Bikin Keripik Gurih dari Limbah Batang Pohon Pisang

Asahan, MISTAR.ID

Pohon pisang biasanya hanya tumbuh dan berbuah satu kali sepanjang hidupnya. Selain buah dan daunnya bisa dimanfaatkan, bagian batang (gedebok) biasanya menjadi limbah dan terbuang secara percuma.

Namun tidak bagi kelompok mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Asahan (UNA) yang berhasil mengolah limbah gedebok pisang menjadi keripik gurih dan enak. Berawal dari mata kuliah kewirausahaan dan praktik magang industri yang beranggotakan tujuh orang, yakni Arinda, Sri Wahyuni, Anggraini, Hairuddin, Diki, Zikri dan Aqsal.

Para mahasiswa ini bahkan berhasil menciptakan produk cemilan yang berhasil dipasarkan hingga bernilai ekonomis. Keripik gedebok pisang krispi ini pun dipamerkan dan resmi diperkenalkan kepada warga kampus dalam stand kampus, Sabtu (17/9/22) lalu

Baca Juga:Universitas Asahan Wisuda 397 Sarjana Angkatan ke XXIX

“Awalnya kami ingin mengangkat tema kearifan lokal praktik wirausaha industri apa yang akan kami angkat hingga terpikirkan untuk membuat gedebok pisang yang selama ini hanya dimanfaatkan untuk pakan ternak,” kata Arinda, ketua kelompok.

Biasanya gedebok pisang yang dipakai adalah batang pisang kapok. Yang diambil adalah bagian dalam batang / pelepah. Setelah itu, dipotong kecil-kecil dan direndam ke dalam campuran air sirih dan garam. Rendaman ini berfungsi untuk memisahkan rasa sepat dari kandungan getah pisang. “Setelah itu ditiriskan dan gedebok pisang yang sudah dipotong-potong kecil itu dicuci hingga sisa air kapur benar-benar hilang,” ujarnya.

Usai proses pencucian selesai, kemudian dicampurkan dengan bumbu perasa kurang lebih satu jam agar meresap. Lalu dibalur dengan tepung hingga akhirnya siap digoreng. Proses penggorengan ini juga harus memperhatikan besaran api, sebab akan menentukan hasil keripik yang renyah namun tidak berminyak.

Baca Juga:Mahasiswa Dituntut Jadi Agen Perubahan Kawal Pembangunan

“Pada proses pembuatannya, kami sempat mengalami kegagalan mulai dari tidak rapuh, berminyak. Hingga percobaan ke empat dan setelah dicoba, orang-orang bilang enak, baru kami berani memproduksinya,” ujarnya.

Ada tiga varian rasa yang ditawarkan dalam kripik kripsi berbahan baku gedebok pisang ini, yakni balado, jagung bakar dan original. Satu porsi dengan ukuran 90 gram dijual seharga Rp5 ribu dengan kemasan plastik praktis dengan masa ketahanan makanan hingga 2 bulan.

Kini para mahasiswa ini telah memasarkan produk keripik kripsi berbahan baku gedebok pisang ini, tidak hanya dijual di seputar kampus, melainkan telah dipasarkan secara online di media sosial, hingga ke luar Kabupaten Asahan. “Kami masih belajar untuk berinovasi mengembangkan keripik berbahan baku gedebok pisang ini, termasuk perizinan edar makanannya sehingga produk ini menjadi berkembang,” ujarnya.(perdana/hm15)

Related Articles

Latest Articles