9.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Lazismu Bantu Lunasi Tunggakan Pendidikan Pelajar Asahan yang Nyaris Putus Sekolah

Asahan, MISTAR.ID

Lembaga Amal Zakat Infaq Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu) Asahan memberikan bantuan pelunasan utang pendidikan kepada seorang pelajar bernama Aidil Rahman yang menunggak selama 18 bulan.

Aidil terancam putus sekolah dan tidak bisa mengikuti ujian akibat utang senilai Rp10 juta lebih sebagai biaya selama pendidikannya 3 semester di sebuah pesantren di Kabupaten Langkat.

Penyerahan bantuan secara simbolis diserahkan oleh Ketua Lazismu Asahan Fachri Mizan Harsono kepada Juliani (48), orang tua Aidil di kantor Lazismu, lantai II Gedung Dakwah Muhammadiyah Kisaran, Jalan KH Ahmad Dahlan, Kamis (25/11/21).

Baca Juga:Jika Tak Masuk SMP Negeri, Banyak Murid Lulusan SD di Siantar Terancam Putus Sekolah

“Program Beasiswa Mentari diinisiasi oleh Lazismu bersumber dari para donatur yang memberikan bantuan pendidikan baik kepada dhuafa maupun kader Muhammadiyah. Dalam kesempatan ini sebagai penerima manfaat adalah seorang pelajar dari Kisaran bernama Aidil, saat ini menempuh pendidikannya di Langkat,” kata Fachri saat berbincang bersama wartawan, Jumat (26/11/21).

Dia melanjutkan, Lazismu mendapat informasi terkait Aidil setelah diadvokasi oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Asahan. Mereka melaporkan keadaan Aidil yang terancam putus sekolah karena memiliki utang biaya pendidikan di pesantrennya.

“Jadi selama 18 bulan dia tidak berani menyampaikan itu ke orangtuanya dan cerita ke teman-temannya di IPM. Alhamdulillah, dalam waktu 10 hari terkumpul donasi dari para donatur sebesar Rp10 juta dan langsung kita serahkan kepada orangtuanya,” kata Fachri.

Baca Juga:KPAI : Belajar Daring, Banyak Siswa Stres Hingga Putus Sekolah

Aidil bercita-cita menjadi ustadz dan berkeinginan kuliah di Timur Tengah. Sebelumnya dia sempat diterima di salah satu SMA negeri favorit di Kisaran, namun malah memutuskan untuk masuk pesantren demi cita-citanya. Ia merasa kasihan dan tidak mau membebani orang tuanya sehingga tunggakan biaya tersebut selalu ditutupi selama dia masuk sekolah.

Juliani (48), ibunda Aidil yang kesehariannya hanya seorang pedagang pisang molen menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga sejak suaminya meninggal dunia. Ia merasa terharu dan mengucapkan ribuan terima kasih kepada Lazismu serta donatur yang membantu biaya pendidikan anaknya. (perdana/hm14)

Related Articles

Latest Articles