7.8 C
New York
Friday, April 19, 2024

Kisah Pilu Orang Tua Petani Berjuang Merawat 4 Putra Penyandang Disabilitas Di Dairi

Sidikalang/ Mistar

Memiliki 4 putra terlahir sebagai penyandang disabilitas pastilah tak diingini orang tua manapun. Namun, ketika anak-anaknya hanya bisa terbaring di tempat tidur sepanjang hari hingga usia si sulung menjelang dewasa?

Pasangan orang tua, Ual Sagala dan istrinya Nurlina Sitorus tak punya pilihan lain selain memutuskan berjuang merawat dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya mulai makanan hingga pampers harian meski mereka hanya bekerja sebagai petani bahkan menjadi buruh tani.

Meski hanya tinggal di rumah petak sederhana berdinding papan, Ual Sagala bersama istrinya Nurlina Sitorus merawat empat anak kandungnya yang mengalami lumpuh layu atau polio serta penyempitan otak yaitu Sehat Mora Andreas Sagala (21), Maju Yusuf Masro Sagala (18), Yogi Samuel Sagala (16), Narta Wijaya Sagala (7).

Rumah Ual Sagala dan Nurlina Sitorus pemilik 4 anak penyandang disabilitas. (f:manru/mistar)

Ditemui langsung Mistar di Dusun Hutabuntul Desa Lae Hole Induk Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, Kamis (21/5/20). Nurlina Sitorus menceritakan asal muasal dihadapi keluarganya sejak menikah dengan Ual Sagala pada tahun 1997 lalu,  mereka tinggal di Damulih di salah satu Desa yang berada di Kabupaten Labuhan Batu Utara Provinsi Sumatera Utara.

Ketika mereka tinggal di Damulih, Nurlina Sitorus melahirkan anak sulungnya, Sehat Mora Andreas Sagala (21). Saat lahir, Nurlina menyebut anaknya normal. Namun, ketika berusia sekitar satu tahun, dia merasa ada yang aneh dengan bola mata anaknya. Benar saja,
ketika diperiksa medis, putra sulungnya diduga mengalami lumpuh layu atau polio.

Tak lama kemudian, keluarga Ual Sagala memutuskan pindah ke Kabupaten Dairi pada tahun 2001 lalu. Nurlina kembali hamil dan melahirkan anak kedua, Maju Yusuf Masro Sagala (18), namun kondisi serupa terjadi lagi. Bahkan terjadi lagi kepada adiknya yang lahir kemudian, Yogi Samuel Sagala (16). Ketiganya menderita polio dan hanya bisa terbaring di tempat tidur.

Kondisinya agak berubah ketika Nurlina melahirkan anak perempuan, Grace Sagala (10). Putrinya ini tumbuh normal dan sekarang duduk di bangku kelas II SD. Melihat itu, Nurlina ternyata belum kehilangan harap dan akhirnya melahirkan putra bungsunya, Narta Wijaya Sagala (7). Sayangnya, kondisinya sama seperti ketiga abang-abangnya.

Merawat 4 anak penyandang disabilitas sekaligus bukanlah hal mudah. Di tengah kekurangan ekonomi, Nurlina dan suaminya berjuang keras menjaga dan merawat anak-anaknya dengan hanya mengandalkan pekerjaan mereka sebagai petani dan juga buruh tani. Memenuhi gizi mereka dan terutama pampers harian.

Keempat anak Ual Sagala dan Nurlina Sitorus yang hanya bisa terbaring di tempat tidur. (f:ist/mistar)

Ibu 5 anak ini mengaku sering pusing memenuhi kebutuhan anak-anaknya dan hanya bisa berserah kepada Tuhan. Namun, seiring waktu, kondisi anak-anaknya mulai mendapat perhatian beberapa orang yang perduli. Sekitar awal Januari 2020, keluarganya sempat viral di media online dan media cetak.

Setelah itu, Pemkab Dairi mulai memberi respon dan memfasilitasi keempat putra Ual Sagala untuk melakukan pemeriksaan medis di RSUD Sidikalang hingga dirujuk di RSUP Adam Malik untuk memastikan penyakit mereka. Hasilnya, keempat putra Ual Sagala dinyatakan mengalami penyempitan otak.

Selain bantuan medis, Pemkab Dairi juga memberikan semangat dan bantuan sembako dan uang. Tak hanya itu, salah satu anaknya juga mendapat bantuan dari Dinas sosial Dairi. Tak hanya Pemkab, keluarga sederhana yang hanya tinggal di rumah petak berdinding papan ini juga mulai mendapat bantuan dari para pengusaha, tokoh
parpol dan DPR-RI, DPRD Provsu, dan sejumlah DPRD Dairi.

Sampai kapan? Tak ada yang tahu. Tapi keluarga ini berserah sepenuhnya kepada Tuhan agar diberi kekuatan menghidupi kelima anak-anaknya, terutama ke 4 putra penyandang disabilitas. (manru/hm09)

Related Articles

Latest Articles