16.4 C
New York
Sunday, May 19, 2024

Kisah Bupati Taput Bangkitkan Pelayanan Kesehatan di RSUD Tarutung

Taput, MISTAR.ID

Bupati Tapanuli Utara  Nikson Nababan menegaskan bahwa di samping tindakan pencegahan di bidang Kesehatan, Penanganan Pasien juga menjadi Prioritas Utama. Tidak heran jika di awal masa kepemimpinannya ia begitu peduli terhadap kondisi Rumah Sakit Tarutung yang ternyata belum terakreditasi.  Rumah Sakit Tarutung juga Belum menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Tidak hanya itu, keprihatinannya juga terhadap pembayaran gaji honor pegawai RSUD Tarutung yang tidak dapat dibayarkan secara rutin setiap bulannya. Dokter spesialis yang melayani 7 (tujuh) jenis pelayanan bagi pasien.

Drs Nikson Nababan menceritakan kondisi Rumah Sakit Tarutung, Rabu (18/8/21) dalam paparanya di rumah dinas Bupati. Pada saat itu, Rumah Sakit Tarutung juga masih mengalami defisit keuangan ditandai dengan adanya hutang kepada pihak ketiga. Pembayaran Jasa Dokter dan Perawat yang melayani pada Rumah Sakit Tarutung juga terkendala pembayaran.

Baca juga: Cartridge Kosong Di RSU Tarutung, Kaum Milenial Desak Pusat Dengar Keluhan Pemda Taput

“Saya berinisiatif menambah tenaga dokter spesialis. Di tahun 2016 dokter spesialis sudah 18, tetapi saya berpikir itu masih kurang. Terus saya tambah menjadi 31 dokter spesialis pada tahun 2019 dan pada tahun 2021 saya tambah menjadi 34 dokter spesialis,” ujar Nikson.

Pada tahun 2017 Rumah Sakit Tarutung lulus paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dengan Predikat Paripuma (Bintang 5). Pada Tahun 2019 RSUD Tarutung terus berbenah, khususnya untuk Sarana Prasarana, diantaranya Ruangan CT Scan dan Pembangunan Gedung Haemodialisa (ruangan instalasicuci darah) dengan nama K. K Tertius Simamora, dilengkapi sebanyak 32 unit dan menjadikan RSUD Tarutung sebagai pusat pasien cuci darah.

Untuk pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), RSUD Tarutung telah melibatkanPihak Ketiga sesuai Standar Kesehatan.

Sebagai rumah sakit rujukan, untuk penanganan pasien Covid-19, RSUD Tarutung membangun ruang ICU dengan Kapasitas 7 (tujuh) tempat tidur dan ruang perawatan pasien dengan kapasitas 25 tempat tidur dengan ruang bertekanan negatif.

Pembangunan Ruang ICU bagi pasien Covid-19, Ruang Perawatan Covid-19 dan Ruang Operasi Khusus Pasien Covid-19 dengan jumlah Anggaran sebesar Rp2,1 Miliar. Pembangunan Laboratorium untuk test PCR telah diresmikan pada bulan Desember 2020 yang lalu.

Di tengah meningkatnya pasien Covid-19 yang bergejala berat hingga mengalami sesak nafas, RSUD Tarutung juga telah dilengkapi dengan Peralatan Gas Medis Sentral untuk setiap tempat tidur.

Untuk mempermudah akses ke Ruang Isolasi, saya juga bangun infrastruktur melalui kegiatan rehabilitasi jalan menuju Ruang Isolasi.

Di samping ruangan operasi untuk pasien Covid-19, saya juga memikirkan Penyediaan Peralatan Kesehatan untuk Ruang ICU, Ruang Perawatan Covid-19dan Ruang Operasi Khusus Pasien Covid-19.

Baca juga: Bupati Taput Resmikan Ruang Isolasi Munson – Lyman.

Saya juga melakukan Penyediaan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) penanganan Pasien Covid-19.

Dana Rehabilitasi Ruang Rawat Inap RSUD Tarutung digelontorkan. Ruang ini diperuntukkan dalam rangka antisipasi peningkatan jumlah pasien Covid-19 dengan ruangan non tekanan negatif antara lain.

Dari refocusing Tahun Anggaran 2021, Nikson mengaku  melakukan rehabilitasi total gedung pemulasaran jenazah Covid-19.

Nikson menambhkan, pembenahan terus menerus dilakukan sampai pada akhirnya RSUD Tarutung sebagai rumah sakit yang benar benar memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien yang berkunjung ke sana. (rel/fernando/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles