Humbahas | MISTAR.ID – Kasus korupsi pengadaan Teknologi Informasi Komputer (TIK) tahun anggaran 2011 yang bersumber dari APBN, yang ditangani Kejaksaan Negeri Humbang Hasundutan (Humbahas), menghilang tanpa jejak. Meski, sudah dua orang ditetapkan sebagai tersangka.
Dari catatan wartawan, kasus dugaan korupsi pengadaan TIK sebanyak 21 unit yang dialokasikan ke sekolah SLTP, sudah diusut sejak tahun 2012. Kejaksaan Humbahas, melalui Seksi Pidana Khusus sudah mengendus adanya penyelewengan pengadaan tersebut, Kasi Pidsus dijabat Benny Purba.
Dari penyelidikan, ditemukan bukti proyek tersebut sarat korupsi yang mencapai Rp 200 jutaan dari pengadaan barang. Dugaan itu berupa ketidakkesuaian spesifikasi pada pengadaan, diantaranya komputer, laptop, UPS, LCD program dan 7 keping CD pembelajaran.
Hingga pada akhirnya, Sumurung Lumbantoruan, mantan Kepala Bidang Dikdas Dinas Pendidikan dan Berman Sianturi, pihak rekanan, dinaikkan statusnya ke tingkat penyidikan dan ditetapkan menjadi tersangka.
Selain keduanya yang ditetapkan tersangka, seorang oknum PNS juga terseret namanya dibawa Sumurung, yakni Pardomuan Simanullang. ASN satu ini adalah anggota Sumurung semasa jabatannya.
Menurut Sumurung, Pardomuan itu yang lebih mengetahui kasus tersebut, sedangkan dirinya tidak pernah berkomunikasi dengan namanya Berman Sianturi sekaitan dana TIK.
Meski sudah melangkah begitu jauh, kasus tersebut justru raib. Penyidikan kasus itu tidak sampai ke pengadilan. Bahkan kedua tersangka pun tidak sempat diadili.
Ketika dikonfirmasi, Kasi Intelijen Kejari Humbahas, Juanda Sitorus mengaku, malah tidak tahu. “ Saya tidak tahu,” ujar Juanda, baru-baru ini saat ditemui di kantor DPRD Humbahas.
Menurut Juanda, dirinya tidak tahu karena berkas penyidikan pada kasus pengadaan TIK tidak ada di meja kerjanya. “ Sampai saat ini, berkasnya tidak ada, jadi tidak bisa saya jawab,” tandasnya.
Reporter: Dedy
Editor: Edrinsyah
