15.9 C
New York
Tuesday, April 16, 2024

Diselidiki, Penyebab Matinya Ratusan Ton Ikan di KJA Danau Toba

Samosir, MISTAR.ID

Penyebab matinya ratusan ton ikan dalam pekan ini di lokasi keramba jaring apung (KJA) perairan Danau Toba, diselidik tim yang diturunkan pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Utara, Mulyadi Simatupang membenarkan tentang turunnya tim untuk penyelidikan itu.

Kata Mulyadi, pada Sabtu (24/10/20) tim sudah diturunkan ke lokasi KJA milik masyarakat yang berada di Desa Tanjung Bunga Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir untuk mencari tahu penyebab matinya ratusan ton ikan tersebut.

”Untuk memastikan penyebab matinya ratusan ton ikan di Keramba Jaring Apung milik masyarakat, kita telah menurunkan tim yang dikomandoi Dwie Retno Wulan,” katanya.

Baca Juga: Menyiasati Keberadaan KJA Danau Toba, Membangun Zona Wisata Keramba Tanpa Limbah, Mungkinkah?

Dwi Retno adalah Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan Budidaya Ikan, dia turun ke lokasi didampingi Ervin Siregar dan Sri Ismiati Sembiring.

“Tim juga telah melakukan pengamatan visual secara langsung di lokasi KJA tersebut, selain melakukan pengamatan visual, mereka juga telah mengambil sempel air serta beberapa ekor ikan yang masih hidup dari beberapa titik yang berdekatan dengan kerambah itu,” ujar Mulyadi Simatupang melalui sambungan selulernya, Sabtu (24/10/20).

Sampel air dan ikan, sambungnya, diambil dari beberapa titik dari lokasi matinya ratusan ton ikan tersebut, selanjutnya akan dibawa ke UPT Laboratorium Pembinaan Mutu Hasil Perikanan Belawan.

Baca Juga: Pasar Benih Ikan Nila Anjlok ‘Dihantam’ Pengusaha Besar

Di sana akan dilakukan penelitian mendalam guna mengetahui penyebab kematian massal ikan itu. “Untuk memastikan dan mendapatkan hasil dari uji laboratorium, kita masih menunggu hasilnya satu minggu ke depan,” ujarnya.

Laporan sementara, kata dia, dari tim yang diturunkan ke lokasi, kematian ratusan ton ikan tersebut diduga karena kualitas air yang buruk disertai dengan gelombang dan angin yang cukup kencang, sehingga membuat bahan organik dari dasar naik ke atas perairan atau up-welling.

Kondisi tersebut juga diperaparah letak KJA yang belum mengikuti cara budidaya ikan yang baik (CBIB). Missalnya, ikan ditempatkan terlalu padat tebar serta terlalu dekat dengan tepi pantai, jadi dari beberapa indikator itu bisa disimpulkan bahwa kematian ikan akibat kekurangan oksigen dikarenakan lokasi KJA berada sangat dangkal ditandai dengan warna air yang keruh kecoklatan.

Agar hal serupa tidak terulang Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumut itu meminta kepada pemilik KJA agar segera mencari tempat sesuai dengan Perpres No 81 tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya.

Dari pengamatan di lokasi, KJA milik maysarakat tersebut memang terlalu dekat ke tepi pantai atau hanya berjarak sekitar 30 meter, dengan kedalaman KJA berkisar 20 hingga 30 meter.(karmel/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles