16 C
New York
Wednesday, May 1, 2024

Cakupan Imunisasi Anak di Sumut Turun Selama Pandemi Covid-19

Medan, MISTAR.ID

Sejak dilanda pandemi Covid-19, cakupan imunisasi sangat menurun di Provinsi Sumatera Utara. Akibat menurunnya cakupan imunisasi itu beberapa kabupaten/kota di Sumut mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak-Rubella.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Taufik Ririansyah melalui Kabid P2P Pocud Fatimah mengaku, penurunan cakupan imunisasi ini terjadi karena penanganan yang dikhususkan untuk Covid-19.

“Memang KLB ini bukan terjadi di Medan. Cakupan imunisasi menurun karena fokus penanganan pandemi maka kita harus mengejar target capaiannya,” sebut dia, Kamis (28/4/22).

Baca juga: Lengkapi Imunisasi Anak untuk Hindari PD3I

Lanjut dia, ada 478 ribu anak di Kota Medan yang menjadi target cakupan imunisasi dan ada dua hal yang perlu dilakukan. Pertama, yaitu dengan imunisasi campak-rubella untuk bayi berusia 9 bulan hingga anak 15 tahun.

“Kita harus berikan vaksin lagi kepada semua sasaran tersebut, tanpa memandang status campak sebelumnya bagaimana. Artinya, kita mau melapisi lagi untuk mengeliminasi campak,” terangnya.

Hal kedua yang dilakukan, sambung Pocud, yaitu dengan imunisasi yang tidak lengkap. Artinya, melengkapi imunisasi yang belum lengkap terhadap anak usia 12 bulan sampai 2 tahun. Namun, kalau ada anak usia 5 tahun yang belum selesai imunisasinya maka juga diberikan kepadanya.

“Kita dikasih waktu untuk mengejar target cakupan imunisasi hanya satu bulan, mulai 18 Mei sampai 22 Juni 2022. Dengan waktu yang singkat tetapi tetap dikerjakan dengan serius, harapannya tidak ada lagi penyakit-penyakit yang diakibatkan karena tidak imunisasi,” sebutnya.

Baca juga: Lengkapi Imunisasi Anak untuk Hindari PD3I

Cakupan imunisasi campak tahun 2018, Sumut masuk 5 provinsi yang rendah cakupannya. Karena rendah, katanya maka pihaknya dapat tugas dari pemerintah pusat. Sedangkan di Jawa dan Bali, lantaran cakupan imunisasinya tinggi maka mereka tidak lagi.

Pocud mengharapkan, target cakupan imunisasi tahun ini dapat tercapai 95 persen. Dengan begitu, tahun depan tidak lagi terbebani persoalan cakupan imunisasi tersebut.

“Cakupan imunisasi yang tinggi itu dapat menghilangkan penyakit. Makanya, ini harus dikejar,” ujarnya. (saut/hm09)

Related Articles

Latest Articles