15.4 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Bisnis Teratak Ambruk, Pengusaha Banting Setir Jualan Sayur

Lubuk Pakam, MISTAR.ID

James Sutompul, salah satu pengusaha teratak dan peralatan pesta ikut terdampak Covid-19. Sejak terbitnya maklumat Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz yang melarang warga untuk menggelar pesta pernikahan maupun hajatan, serta merta membuat ambruk mata pencahariannya.

Sejak maklumat Kapolri itu, nyaris tak ada lagi pesta, akibatnya terataknya yang ditumpuk di gudang, mangkrak dikarenakan tak ada lagi yang datang menyewa.

Peralatan mangkrak, usaha tak lagi jalan, konsekwensinya sejumlah sejumlah pekerja yang selama ini bertugas bongkar pasang dan antar jemput peralatan pestanya terpaksa dirumahkan.

James berkisah, sebelum virus corona melanda dunia secara mengglobal, dia masih bisa memasang teratak minimal di dua lokasi pesta. Telebih lagi saat menjelang bulan Ramadhan dan setelah Idul Fitri, permintaan pasar melonjak tajam.

Walau usaha terataknya ambruk dilibas virus corona, tapi pria ini tak mengenal menyerah. Dia pun banting setir mencari usaha lain.

Menyadari rumahnya di Desa Sidodadi R,Kecamatan Beringin, Deli Serdang persis dipinggir Jalan Besar Beringin-Pantai Labu, dia pun memanfaatkan letak rumahnya yang strategis itu.

Di rumahnya itu dia kini banting setir menjual sayur-sayuran segar, cabai, bawang dan kebutuhan dapur lainnya.
Lokasi dagangannya dipasang teratak memanjang ke belakang, serta kipas angin besar, sehingga letak dagangannya terlihat nyaman dan bersih, pembeli pun merasa betah.

Meski masih pendatang baru di bisnis sayuran, tapi usaha yang baru dia mulai tiga minggu lalu itu, terus dipadati pengunjung sejak pujul 05.30 Wib hingga pukul 17.00 Wib. Dia pun membuat harga sangat bersaing dengan harga di pasar Central Medan, sehingga pelanggannya terus bertambah.

“Saya belanja barang langsung ke Tiga Panah, Karo. Makanya semua sayuran saya segar-segar dan harga jual bisa jauh lebih murah,” kata James kepada Mistar, Mingu (3/5/20).

Harga lebih murah karena James menggunakan angkutan sendiri membawa barang dagangannya sehingga tidak terbebani lagi di kost angkutan, kecuali hanya bahan bakar.

Saat berangkat ke Tiga Panah mengambil sayur, mobil pick-up L300 yang setiap hari dibawanya tidak pernah kosong dan sering membawa barang dagangan orang, bahkan membawa pupuk kompos. Sehingga biaya minyak dan uang supir bisa tertutupi dari menjual pupuk kompos.

“Pergi bawa pupuk kompos, pulang bawa sayuran, cabai, bawang, kentang dan lainnya. Meski usaha ini masih baru, tapi pelanggan kita sudah banyak. Semua ini juga berkat suport kawan-kawan yang buat saya makin semangat. Kita juga sudah mulai mengisi pesanan kebutuhan dapur sejumlah rumah makan,” papar James didampingi istrinya, Maya.

Adapun harga kebutuhan dapur yang dipasarkan per kilogramnya seperti cabai merah Rp 16.000, bawang merah Rp45.000, bawang putih Rp26.000, tomat Rp4.000, cabai rawit Rp12.000, cabai rawit besar R 9.000, cabai hijau Rp12.000, sawi manis Rp6.000, sawi pahit Rp6.000, buncis Rp5.000, wortel Rp7.000, kol ungu/putih Rp5.000, kentang Rp8.000, dan jahe Rp32.000.

“Bagi saya bang, biar untung sedikit tapi barang cepat berputar. Sehingga, barang yang kita jual tetap segar. Selain itu, kita juga siap melayani partai besar dengan harga yang bersaing ,” tandasnya.

Penulis : Naldi
Editor : Herman

Related Articles

Latest Articles