22.1 C
New York
Monday, April 29, 2024

BEI Edukasi Investor Pemula dalam Memilih Saham

Medan, MISTAR.ID

Sudah sejak lama pelaku pasar modal termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI) berupaya meningkatkan jumlah investor pasar modal untuk memberi kesempatan masyarakat menikmati keuntungan di masa depan melalui investasi saham. Terutama untuk investor pemula yang belakangan ini sering dibincangkan oleh para pesohor sekaligus influencer.

Para influencer tersebut banyak bercerita mengenai investasi saham melalui media sosialnya. Bahkan ada pula yang menyampaikan sejumlah saham-saham yang mereka miliki besaran keuntungan yang mereka dapatkan dari investasi saham.

“Tentunya informasi tentang investasi saham di media sosial lewat laman milik para influencer ini di satu sisi menjadi promosi bagi para milenial. Namun, jumlah investor di pasar modal hingga kini belum berkembang signifikan. Jumlah investor saham saat ini baru sekitar 1,5 juta investor atau 0,5% dari total populasi 260 juta jiwa,” terang Kepala Perwakilan BEI Sumut, Pintor Nasution akhir pekan ini.

Baca juga: Tahun Ini, 12 Anak Cucu BUMN Siap Melantai di Bursa Saham

Sedangkan untuk upaya sosialisasi dan edukasi selama terus dilakukan dan ditujukan untuk anak-anak muda atau milenial, agar saat mereka sudah bekerja atau memiliki usaha di usia dewasa, mereka sudah memiliki kemahiran dalam berinvestasi. Terbukti, adanya media sosial yang menunjukkan banyaknya pesohor berinvestasi menjadi jendela bagi kaum muda untuk lebih sering mendengar investasi saham.

Namun, ada kalanya, informasi yang disampaikan para pesohor cenderung memberikan pernyataan yang menjanjikan hasil investasi atas saham tertentu. Keuntungan yang mereka dapatkan dari satu atau beberapa saham mereka publikasi di sosmed.

“Sehingga dikhawatirkan, para pemula yang ingin memulai berinvestasi cenderung ikut memilih saham-saham yang dimiliki para selebritis tersebut. Padahal, pertimbangan dalam berinvestasi saham terutama bukan berasal dari pendapat seseorang atau sekelompok orang. Karena pernyataan ini bisa menyesatkan, dan bahkan bisa memberikan keuntungan bagi pihak tertentu dan merugikan pihak lainnya,” jelasnya dan mengungkapkan bahwa kenaikan harga saham salah satunya ditentukan berdasarkan hukum permintaan.

Pintor mengungkapkan jika saham tertentu diminati banyak orang atau banyak yang mau membeli, maka harga saham akan naik mengikuti hukum supply and demand. Bayangkan, jika ada seorang influencer di media sosial menyebutkan nama saham yang dimilikinya, apalagi dengan informasi keuntungan besar yang mereka dapatkan, lalu kemudian investor ramai-ramai ingin membeli saham tersebut, maka harga akan naik.

“Pembeli terakhir akan mendapatkan harga beli yang paling tinggi. Sementara investor yang lebih awal memiliki saham ini, akan menikmati keuntungan yang besar karena dia bisa menjual saham miliknya dengan return yang tinggi ketika harganya sudah melambung. Kenaikan harga tersebut akan dipicu dari permintaan beli, bukan berdasarkan kinerja fundamental saham perusahaan,” sebutnya.

Baca juga: Gejolak Pasar Saham Sementara Berakhir, IHSG Menguat

Jadi, bagi para investor pemula, sebaiknya memilih saham bukan berdasarkan informasi dari investor lainnya, melainkan berdasarkan analisa atas kinerja perusahaan yang sahamnya hendak dibeli. Analisa saham bisa diperoleh dari perusahaan sekuritas tempat investor membuka rekening saham. Sumber lainnya, seperti dari laporan keuangan perusahaan secara langsung yang dipublikasi di website perusahaan, atau di media publikasi.

“Informasi yang ada di media sosial cukup jadi pemacu para milenial mempelajari cara berinvestasi saham di pasar modal Indonesia. Pilihlah saham perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang bagus, atau yang memiliki potensi perkembangan yang baik di masa depan, yang biasanya dipaparkan dalam analisa saham yang dibuat analis pasar modal. Bandingkanlah harga saham perusahaan yang tercatat di BEI dengan harga buku per saham yang bisa dilihat di Laporan Keuangan perusahaan,” pungkasnya. (anita/hm09)

Related Articles

Latest Articles