6.6 C
New York
Tuesday, April 23, 2024

Aparat Tutup Mata, Pembalakan Liar Semakin Liar di Hutan Lindung Tahura dan TNGL 

Tanah Karo, MISTAR.ID

Pembalakan liar masih terus terjadi di Wilayah Hutan Lindung Tahura dan TNGL  tepatnya di dekat Tugu Kuliki/Elang Jalan Jahe ( Jalan Karo – Langkat ). Suara mesin chainsaw terdengar jelas oleh Tim Harian Mistar yang turun kelapangan pada hari ini Senin, (1/3/21)sekira  pukul 13.00 WIB.

Lalu Tim mencoba sedikit masuk kedalam hutan, tak begitu jauh dari jalan raya, terlihat tumpukan kayu yang telah menjadi broti/papan yang siap diangkut dan dijual.

Demi keamanan Tim Harian Mistar, tidak berani masuk terlalu jauh lagi, dikarenakan terdengar suara sepeda motor yang melangsir kayu datang dari dalam hutan.

Pertanyaanya, benarkah Aparat Penegak Hukum (APH) tidak tahu akan kegiatan ilegal Logging ini? Ataukah mereka semua tutup mata hanya karena mereka – mereka juga dapat bagian dari para mafia kayu tersebut?

Baca Juga: Gubernur Edy Rahmayadi Resmikan Terminal Tipe B Di Tanah Karo

Sebagai informasi, Kapolda Sumatera Utara (Sumut) saja sudah dua kali naik sepeda melalui jalan ini. Namun, Dinas Kehutan Sumatera Utara terkait pembalakan ini justru berdalih mereka kurang anggota. Yang artinya, Dinas Kehutanan Sumut, terkesan ada pembiaran akan perambahan hutan lindung didaerah Jalan Jahe ini, tutur Pak Sitepu ketika Tim meminta pendapat warga setempat.

Menurutnya, warga selama ini resah dengan adanya aktivitas pembalakan ini, dimana kayu-kayu tersebut diduga hasil penebangan hutan secara liar.

“Setiap hari ada truk pembawa kayu yang melintas, keberadaan mereka sangat meresahkan, memang sudah ada anggota Polsek Simpang 4 yang datang ke lokasi untuk mengecek kayu-kayu  tersebut. Namun warga menunggu Dinas Kehutanan Provinsi dan Kementerian Kehutanan agar dilibatkan dalam menghentikan kegiatan ilegal logging tersebut.

Baca Juga: Pemkab Tanah Karo Gelar Musrenbang RKPD Kecamatan 2022

“Kami minta perhatian dari seluruh pihak, khususnya Kementerian Kehutanan. Karena ini merupakan kawasan Hutan Lindung yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional gunung Leuser,” ujar Pak Sitepu lagi

“Berharap kepada Pemerintah Kabupaten Karo dan Jajaran Muspida Plus, sama saja kami menghantam tembok, tak ada artinya, karena dulu pernah truk – truk itu ditangkap oleh warga Desa Kuta Rayat, tapi tak tahu juntrungannya,” ungkap Sitepu.

Lanjut Sitepu, kasusnya ini dipeti es-kan begitu saja. Kata pihak Kejaksaan tak cukup bukti. Bukti yang bagaimana yang mereka mau, karena jelas truk yang bermuatan kayu itulah buktinya, ujar Sitepu dengan kecewa.

“Jadi percuma kalian beritakan, tak ada artinya, karena jaringan mereka sangat kuat, termasuk para pejabat tingkat Propinsi, kalau tidak ada pejabat yang terlibat, tidak mungkin kegiatan penebangan kayu itu masih berlangsung seperti yang kalian lihat hari ini,” tutupnya.

Pantaun Tim Harian Mistar, Pos Dinas Kehutanan Tahura yang dulu digunakan untuk mengawasi hutan, sekarang telah menjadi rumah hantu, sudah kupak kapik disana sini. (Kia/eva/hm13)

Related Articles

Latest Articles