5.3 C
New York
Tuesday, March 26, 2024

Angka Pengangguran dan Orang Miskin di Sumut Bertambah 9,14 Persen

Medan, MISTAR.ID

Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis jumlah penduduk miskin nasional. Di Sumatera Utara (Sumut) itu presentasi penduduk miskinnya mengalami kenaikan.

Menurut amatan Pengamat Ekonomi Sumut dan Praktisi Fakultas Ekonomi UIN Sumut Gunawan Benjamin, jika membandingkan antara Maret 2020 dengan September 2020 ada kenaikan penduduk miskin di Sumut.

“Kalau di Maret itu persentasenya 8,75%. Sedangkan di September menjadi 9,14%. Artinya memang mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Karena hanya berselang sekitar 6 bulan saja,” imbuh Gunawan, Selasa (16/2/21).

Baca Juga:Angka Pengangguran di Amerika Turun, Ini Kabar Baik Dari Donald Trump

Kondisi penambahan penduduk miskin tersebut di Maret tahun ini, menurut Gunawan berpeluang untuk terjadi kenaikan. Sebab pandemi telah merusak sendi-sendi perekonomian yang memicu terjadinya penambahan angka pengangguran termasuk masyarakat miskin.

“Persoalan kian buruk di saat terjadi penambahan angkatan kerja. Namun justru penyerapan tenaga kerja mengalami penurunan. Atau bahkan bukan hanya penurunan, tetapi penambahan angka pengangguran semakin banyak. Penambahan angkatan kerja ditambah dengan penambahan angka pengangguran akan merusak tatanan sosial ekonomi masyarakat kita, khususnya di wilayah Sumut dan sangat disayangkan. Selama tahun 2020 semua aktifitas ekonomi di banyak sektor mengalami penurunan kinerja, baik dari sisi permintaan maupun penawaran semuanya negatif,” jelasnya.

Sementara itu, konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari 50% pertumbuhan ekonomi Sumut minus 2,98% selama tahun 2020. Selebihnya seperti konsumsi pemerintah, investasi, ekspor impor, industri, perdagangan, konstruksi mengalami penurunan.

Baca Juga:Ekonomi Negara Miskin Runtuh, Ini yang Dilakukan G20

“Hanya pertanian dan real estate yang mampu tumbuh, itupun mengalami perlambatan yang sangat serius. Jadi motor penggerak ekonomi kita habis. Semuanya mengalami kontraksi. Dan tahun 2021 justru diawali dengan langkah pembatasan sosial atau yang dikenal dengan istilah PPKM. Awal tahun kita dihadapkan dengan perlambatan ekonomi yang sama. Dan disaat ini justru kondisinya kian buruk seandainya PPKM berlangsung untuk waktu yang lebih lama,” terangnya.

Saat ini bantuan sosial (bansos) menjadi harapan penyangga daya beli masyarakat sejauh ini. Tapi tidak bisa berharap sepenuhnya kepada bansos. “Memang tidak mudah untuk membalikkan keadaan di tengah pandemi seperti yang terjadi saat ini. Jadi skala prioritas kita adalah bagaimana mengatasi pandemi. Dan sayangnya harapan itu belum bisa 100% bergantung dari vaksinasi saja. Jumlah pasien Covid-19 tetap tinggi setiap harinya. Sementara respon kebijakan justru membatasi aktifitas masyarakat,” pungkasnya. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles