7.9 C
New York
Friday, April 19, 2024

3 Dokter di Sumut Gugur Karena Covid-19

Medan, MISTAR.ID

Sebanyak tiga orang dokter gugur dalam tugas setelah terpapar Covid-19 di Sumut.

Terakhir yakni Staf Neurologi RS USU dr.Irsan Nofi Hardi Nara Lubis, SpS, yang meninggal di Rumah Sakit Columbia Asia.

Dimana dokter tersebut dirawat sejak Jumat (8/5/20) dan telah dikebumikan sesuai dengan protokol Covid-19 pada Senin (18/5/20).

Hal tersebut diungkapkan Koordinator Tim Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emergin (PINERE) untuk Covid-19 di Sumut, dr Ade Rahmaini Mked, Sp.P

Sebelumnya, dr. Ucok Martin meninggal pada Selasa (17/3/20) malam. Dia terpapar Covid-19 usai pulang dari daerah terjangkit di luar negeri dan sempat mendapat perawatan di RSUP H. Adam Malik sejak 14 Maret 2020.

Kemudian, dr. Anna Mari Ulina Bukit yang meninggal pada Senin (4/5/2020). Anna terpapar dari suaminya Malem Tarigan yang merupakan pendiri Yayasan Politeknik MBP Medan, dan juga meninggal karena virus mematikan tersebut.

“Jadi sudah ada 3 dokter yang gugur sejak pandemi Covid-19 ini,” kata dr Ade saat di konfirmasi Mistar, Selasa (19/5/20).

Hal senada juga dibenarkan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Medan dr. Wijaya Juwarna, Sp-THT-KL. Sebanyak 3 dokter telah meninggal karena Covid-19.

Dia mengungkapkan anggota IDI Medan yang tersebar di institusi pendidikan kedokteran dan seluruh rumah sakit di Kota Medan memiliki kompetensi untuk menangani wabah ini.

“Kita minta untuk bisa menyisihkan sebagian waktu dan energinya untuk meneliti dan melakukan pelayanan yang optimal dengan dukungan seluruh pihak baik pemerintah maupun seluruh komponen masyarakat,” ujarnya.

Sebab, penanganan Covid-19 ini diharapkan harus dan terus dilakukan dengan maksimal. Misalkan, untuk infeksi paru pakarnya adalah Spesialis Paru didukung Spesialis Penyakit Dalam dan Dokter Umum yang terlatih.

Untuk pemeriksaan swab nasofaring dan orofaring dapat dilakukan oleh ahli mikrobiologi dan analis laboratorium yang dilatih oleh Spesialis THT-KL.

“Kunci sukses menghadapi virus corona tergantung semangat hidup dan daya tahan tubuh (immunitas) dengan tetap memperhatikan hal-hal tersebut diatas, dan tentunya jangan melupakan Allah SWT- Tuhan Yang Maha Kuasa pemilik hidup dan kehidupan sejati. Kita juga meminta, para dokter dan tenaga medis lainnya yang juga merupakan anggota masyarakat dilindungi oleh pemerintah, karena itu menjadi kewajiban,” katanya.

Oleh karena itu, sambung dr Wijaya mengatakan faktor keselamatan seperti Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap wajib disediakan dan insentif, sehingga keluarga yang mereka tinggalkan selama bertugas tidaklah terabaikan.
Apalagi, penanganan wabah yang belum ditemukannya obat dalam hal ini vaksin tidaklah sama dengan penyakit yang sudah ada obatnya.

“Virus Corona ini sangat mudah menyebar dan bereplikasi. Jika seorang yang telah terinfeksi berpotensi menyebarkan ke 3-5 orang lain, begitu seterusnya sampai kita sulit menghitungnya. Oleh karenanya, seorang yang telah terbukti mengalami infeksi, wajib hukumnya isolasi selama 14 hari,” ungkapnya dan menegaskan masyarakat untuk melakukan aktivitas sosial, setiap orang wajib memakai masker dan menjaga jarak. (anita/hm01)

Related Articles

Latest Articles