12.5 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Warga Butuh Perhatian Pemerintah, Jembatan Timbaan-Sei Mangkei ‘Menyeramkan’

Simalungun | MISTAR.ID – Jembatan penghubung dari Nagori Timbaan ke Nagori Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun kesannya sangat ‘menyeramkan’ untuk dilintasi, karena tanpa pagar pengaman.

Pengakuan beberapa warga khususnya warga yang jarang melintasi daerah itu, merasa ‘deg-degan’ kalau menyeberang di jembatan tersebut. Di kiri dan kanan jembatan tersebut tanpa pagar pengaman, sementara di bawahnya sungai yang lumayan curam.

Para pelajar berangkat maupun pulang sekolah, hampir setiap hari melintasi jembatan itu. Mereka mengaku merasa sangat was-was, jika sewaktu-waktu tergelincir dan terjatuh ke dalam sungai.

Pengakuang warga, jembatan tersebut disebut-sebut aset milik Pemkab Simalungun,dan sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda.

Pantauan Mistar, setiap hari yang melintasi jembatan itu terbilang ramai, baik itu pejalan kaki, pengedera motor roda dua maupun roda.

Jembatan ini juga menjadi penghubung penting yang digunakan warga yang bermukim di Nagori Dolok Sinumbah dan Nagori Boluk, Kecamatan Bosar Maligas Simalungun.

Ukuran lebar jalan hanya 1 meter, dan masyarakat tidak bisa melintas secara bersamaan.

Rini Nasution (26) warga Nagori Sei Mangkei mengatakan, ketika menyebrangi jembatan, kewaspadaan harus tinggi. Sebab di sisi kiri dan kanan tidak dilengkapi pagar pembatas.

“Kalau jarak antara jembatan ke sungai ketinggiannya sekitar 7 meter, panjang jembatan sekitar 17 meter. Jadi kalau salah menapaki jembatan, tak ada harapan hidup bang. Soalnya di bawah semua batu keras, dan sungainya sangat deras,” ujar Rini Nasution ditemui Mistar, Jumat (13/12/19) siang.

Permukaan jembatan itu terlihat dicor semen, dengan penyanggah dan fondasi besi.

Pengakuan Arman (33) warga sekitar, mereka pernah mengajukan permohonan pemasangan pembatas jalan, bahkan sudah berulangkali diusulkan warga kepada pemerintah daerah.

Malahan dalam pertemuan silaturahmi antar warga dan para calon legislatif (caleg) sudah berulangkali dimohonkan pemasangan pembatas jalan, kenyataannya sampai sekarang tidak juga ada realisasinya.

“Kita sudah capeklah bang, sudah bolak-balik kami sampaikan tak ada hasilnya. Dan kondisinya seperti sekarang inilah. Dulu sudah pernah ada warga terjatuh di jembatan ini, untungnya gak tewas,” ujar Arman kepada Mistar.

Kalau warga sekitar, katanya, sudah terbiasa dengan keadaan jembatan tersebut.

Tapi paling ditakutkan, kalau yang melintas orang pendatang dan jarang ke desa mereka, serta anak-anak pelajar saat mau pergi dan pulang sekolah. “Kita sangat khawatir pada mereka,” ujarnya.(hm02).

Penulis : Billy Nasution
Editor : Herman Maris

Related Articles

Latest Articles