9.1 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Tiga Ekor Sapi Milik Warga Mati Diduga Terjangkit PMK di Simalungun

Simalungun, MISTAR.ID

Sejak beberapa hari lalu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merebak di Desa Pematang Gajing, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun. Wabah ini pun menyerang ternak sapi (lembu) milik masyarakat.

Informasi terbaru, sudah tiga ekor sapi milik warga ditemukan mati di dalam kandang. Seperti halnya disampaikan Yetno, seorang warga Huta III, Nagori Pematang Gajing, Kabupaten Simalungun. Kematian tiga ekor sapi itupun diketahui pada pagi harinya, Kamis (30/6/22). “Semalam pagi matinya, sudah dikubur pagi itu juga,” kata Yetno, Jumat (1/7/22).

Sementara Tumin, warga lainnya turut juga mengatakan, lembu berusia 2 bulan miliknya tersebut mati mendadak. Hal ini diketahuinya saat ia pulang kerja siang hari.

Baca Juga:Waspada PMK, Pemko dan MUI Sosialisasikan Pemotongan Hewan Kurban di Siantar

“Lembu anakan ku itu gak ada sakit. Tapi induknya baru disuntik kemarin sama penyuluh hewan ternak, mungkin keracunan dari air susu induknya,” ujar pria berusia 50-an itu.

Sementara itu, Majid, Gamot (Kepala Dusun Huta III) mengatakan sudah ada tiga ekor ternak warga yang mati diduga sakit PMK. Untuk desa tersebut, rata-rata lembu warga sudah terjangkit penyakit PMK.

Setelah adanya kasus kematian sapi tersebut, Ia berharap agar ada penanganan serius dari Pemerintah Kabupaten Simalungun melalui dinas terkait agar dapat mengatasi keresahan warga.

“Kita harapkan kehadiran pemerintah khususnya Pemkab Simalungun. Jangan sampai ada pihak yang mengambil keuntungan atas musibah yang dialami peternak di desa kami. Sampai sejauh ini belum ada perhatian Pemkab Simalungun untuk hal ini,” katanya.

Dihubungi melalui selulernya, Kadis Ketahanan Pangan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Simalungun, Robert Pangaribuan mengatakan, saat ini belum ada vaksin atau obat yang dikeluarkan Pemkab Simalungun maupun Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara.

Baca Juga:PMK Serang Ternak Sapi di Simalungun Bawah

“Tidak ada biaya apapun. Bantuan obat-obatan belum ada, tetapi yang di lapangan itu sukarelawan. Jadi obat-obatan mereka beli sendiri. Mereka tidak digaji negara. Sampai sekarang belum ada obat dari pemerintah,” katanya.

Ia menambahkan, sebelumnya Pemprov Sumatera Utara hanya memberikan 6 botol antibiotik dan vitamin yang akan diberikan untuk ternak.

“Cuma 6 botol, 1 botol itu untuk 100 ekor. Sementara ternak warga di Simalungun ada 174 ribu ekor,” katanya mengakhiri. (hamzah/hm12)

Related Articles

Latest Articles