7.2 C
New York
Friday, April 19, 2024

Puluhan Tahun ‘Diselimuti’Semak Belukar, Balai Desa Parapat Dibersihkan Untuk Bank Sampah

Simalungun | MISTAR.ID – Setelah puluhan tahun ‘diselimuti’ semak belukar, Balai Desa yang berada di Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun akhrinya dibersihkan pemerintah kelurahan bersama warga sekitar secara gotong royong.

Balai Desa tersebut berada di Jalan Merdeka Parapat, lahannya milik Pemkab Simalungun dengan luas lahan sekitar 30 m x 50 m.

Pembersihan dilakukan Lurah Parapat, Rohana S Sinaga SH. Sebagai pejabat yang baru, dia melihat kondisi Balai Desa itu sangat memprihatinkan, dikelilingi semak belukar dan sangat tidak terurus.

Melihat hal tersebut, Sabtu (8/2/20) Lurah itu langsung mengerahkan anggotanya dan mengajak warga untuk gotong royong membersihkannya. Gotong royong juga melibatkan para kepala lingkungan, Karang Taruna Kelurahan Parapat dan ISS.

Kepala Lingkungan, marga Sagala menyampaikan, bangunan Balai Desa itu adalah milik Kelurahan Parapat, sudah puluhan tahun berdiri dan setengahnya sudah rubuh karena kurang perawatan.

Padahal katanya, Balai Desa itu sangat dekat dengan fasilitas umum, seperti perkampungan warga, PPU Katolik Parapat, juga berdekatan dengan sekolah SD dan SMP Negeri 1 Parapat. Atau berjarak sekitar 100 meter dari jalan menuju Simpang Niagara Hotel Parapat, serta sekitar 50 meter dari Kantor Lurah Parapat kita.

Entah kenapalah kata dia, walau dekat dengan perkantoran, hotel, sekolah dan fasilitas umum, tapi Balai Desa itu seakan ditelantarkan.

“Tapi hanya dalam beberapa minggu setelah Lurah Parapat diganti, kini Rohana Sinaga sebagai Lurah yang baru, langsung mengajak kami untuk gotong royong membersihkannya. Kita sangat mengapresiasi Lurah kita itu,” kata Kepling marga Sagala itu.

Lurah Parapat, Rohana Sinaga di lokasi gotong royong mengatakan, semak belukar yang menyelimuti bangunan itu justeru sangat merusak pemandangan. Padahal ini sangat tidak baik, karena Parapat itu kota wisata sekaligus pintu gerbang wisata Danau Toba.

“Bagaimanalah perasaan kita melihat ini, Parapat sebagai pintu gerbang wisata ke Danau Toba, tapi Balai Desanya kayak begini, dikelilingi semak belukar,” ujar seorang warga yang ikut gotong royong.

”Jeleklah kalau tidak dibersihkan, dan kami berterimakasih kepada semua pihak yang mendukung kegiatan ini, seperti Karang Taruna Kelurahan Parapat, Kepala Lingkungan dan warganya, bersama tim ISS Parapat,” imbuh Lurah menimpali.

Rohana menambahkan, rencananya lokasi Balai Desa itu akan dijadikan sebagai kawasan pengolahan sampah ringan, nantinya akan dikerjakan melalui mitra kelurahan, dengan cara membangun ‘bank sampah’.

”Sebab kalau sampah tidak dikelola dengan baik, maka akan semakin runyam. Nah kepedulian kita bersama Kepala Lingkungan dan Karang Taruna Parapat, akan kita sinergitaskan untuk tetap memantau kegiatan itu nantinya,” ujarnya.

Untuk program bank sampah tersebut, imbuh Lurah, akan diawali dengan uji coba selama beberapa bulan atau setahun.

Kalau misal, nantinya menimbulkan aroma tak sedap, maka akan ditinjau kembali untuk dicarikan solusinya, mencari lokasi bank sampah lain misalnya.

Tapi, yang pasti, Balai Desa itu akan dimanfaatkan dulu sementara untuk rencana bank sampah tersebut, agar tidak lagi ditumbuhi lalang dan terhindar dari tempat hal-hal tak diinginkan, seperti tidak jadi sarang ular misalnya. Apalagi dekat dengan sekolah SD dan SMP.

Semua rencana itu, imbuh dia, sudah dikoordinasikan dengan Camat Girsang Sipangan Bolond, dan mendapat dukungan yang sangat baik.

Penulis: Karmel

Editor: Herman Maris

Related Articles

Latest Articles