8.2 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Olob-olob GKPS, Pesta Resort Dipecah Di Jemaat-jemaat Akibat Covid-19

Simalungun, MISTAR.ID

Suasana Pesta Olob-olob Resort Sarimatondang, Minggu (20/9/20) kemarin sangat jauh berbeda dari suasana pesta yang biasa digelar GKPS. Betapa tidak, pesta yang biasanya melibatkan ribuan jemaat itu kini dipecah per jemaat-jemaat sehingga suasananya tak jauh berbeda dengan ibadah Minggu biasa.

Bila tahun lalu, Pesta Olob-olob GKPS Resort Sarimatondang menggelar long march diiringi marching band dan aneka bunyi-bunyian menandakan sukacita pesta barisan prosesi yang terdiri dari utusan Kantor Pusat GKPS, pendeta, sintua, syamas dan ketua seksi dengan jumlah bisa mencapai ratusan orang. Maka kemarin peristiwanya adalah sebaliknya.

Jemaat GKPS Tigabolon menggelar Pesta Olob-olob secara parsial sementara jemaat lainnya yang tergabung di Resort Sarimatondang seperti GKPS Sarimatondang, GKPS Manik Maraja, GKPS Ambarisan dan GKPS Persiapan Bah Sawah juga menggelar Pesta Olob-olob hanya saja di jemaat masing-masing. Suasana olob-olob pun agak terasa dingin.

Baca juga: Juli 2020, Pesta Adat Diperbolehkan di Taput, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi!

“Kita sedang menghadapi musuh tak terlihat tapi sangat mematikan. Karenanya, kita juga dipaksa virus corona untuk tetap menjaga jarak, pakai masker dan rajin cuci tangan. Karena baru kali ini ada virus luar biasa mematikan yang menyerang tak hanya satu kota atau satu negara tetapi seisi dunia,” ujar Ephorus GKPS Pendeta Martin Rumanja Purba dalam sambutannya yang dibacakan Ketua Majelis Jemaat J Saragih.

Sebagai orang beriman, katanya, maka orang Kristen juga harus patuh kepada peraturan yang ditetapkan pemerintah untuk membatasi penyebaran Covid-19 melalui protokol kesehatan.

Hal ini ditegaskan Penginjil Wanita Sinta Marni Purba dalam kotbahnya bahwa orang percaya diuji sejak jaman purba hingga saat ini. Hal ini diungkap Alkitab melalui kisah Nuh yang diperintahkan Tuhan membangun sebuah perahu besar di tengah daratan sehingga masyarakat sekitarnya mencemoohnya.

Baca juga: 10 Pasien Covid-19 Di Simalungun Dinyatakan Sembuh

“Tapi Nuh tetap percaya kepada Tuhan dan melakukan apa yang diperintahkan Tuhan hingga perahunya selesai dan mereka masuk ke perahu. Saat itulah Tuhan akhirnya menurunkan hujan yang menenggelamkan dunia dan memusnahkan kehidupan di dunia pada masa itu.

Covid-19, lanjutnya belum jadi akhir dunia. Masa tanda-tanda akhir masa dan karenanya harus disikapi dengan iman yang teguh agar Covid-19 tidak mematikan orang percaya tapi justru orang percaya bisa melewati pandemi corona.

Pesta sederhana tersebut juga tetap menerapkan protokol kesehatan dengan mewajibkan semua jemaat pakai masker dan mencuci tangan. Namun semaraknya Pesta Olob-olob tak sepenuhnya hilang karena atas swadaya jemaat, acara makan bersama tetap digelar. Begitu juga dengan acara manortor bersama antara pengurus gereja dan jemaat yang digelar di pelataran parkir gereja. (jelita/hm09)

Related Articles

Latest Articles