Simalungun, MISTAR.ID
Pangulu Nagori Bahalgajah, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Torkis Siburian, menceritakan dampak negatif dari konversi tanaman teh ke tanaman sawit. Seperti diketahui, Tahun 2004 lalu, terjadi konversi tamanan teh ke tanaman sawit di PTPN IV Kebun Untu Bah Birung Ulu, Kecamatan Sidamanik. Wilayah Nagori Bahalgajah sendiri, masuk dalam wilyah HGU milik Kebun unit Bah Birung Ulu.
Diterangkan Torkis Siburian, bahwa wilayah nagorinya memiliki sekitar 300 H tanaman sawit yang merupakan milik Kebun Bah Birung Ulu. Karena masuk dalam wilayah perkebunan sawit, tentu Torkis Siburian telah merasakan dan mengetahui banyaknya dampak negatif, akibat tanaman sawit itu sendiri.
Baca Juga:Rame-rame Tolak Konversi Teh ke Sawit, PTPN IV Unit Sidamanik Tetap Ngotot
Beberapa dampak negatif dari tanaman sawit yang langsung dirasahkan masyarakat di nagorinya adalah terjadinya banjir besar dan longsor di mana-mana. “Nagori Bahalgajah memiliki sekitar 300 H kelapa sawit dan dampaknya banyak terjadi longsor dan banjir,” ucap Pangulu Bahalgajah, Selasa (21/6/22).
Selain banjir, ketika musim kemarau, nagori Bahalgajah juga mengalami dampak negatif dari adanya tanaman sawit, yakni kekeringan. Kekeringan itupun berdampak pada pertanian yang ada di nagori Bahalgajah. “Setiap kemarau, kami selalu kekeringan, dan ini bisa memicu keributan di tengah-tengah para petani, mereka saling mencuri air untuk pertaniannya,” ucapnya.
Baca Juga:RDP dengan Unit Kebun Teh Sidamanik, DPRD Simalungun Tolak Konversi Teh ke Sawit
Dia juga menegaskan, masyarakat Nagori Bahalgajah tidak setuju dan menolak konversi tanaman teh ke tanaman sawit yang saat ini dicanangkan oleh PTPN IV Kebun Teh Sidamanik. “Jelas kami menolak, ini bukan pendapat pribadi saya, ini saya sampaikan atas informasi dan aspirasi masyarakat saya,” tegasnya.
Ditambahkan Torkis lagi, jika nanti konversi teh ke sawit dilakukan di Sidamanik, maka dampaknya juga akan berimbas ke Nagori Bahalgajah yang posisinya tepat berada di bawah Perkebunan Teh Sidamanik, bagian Bah Butong.(roland/hm15)
